News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenpar Perhatikan Sumber Daya Manusia di Sektor Pariwisata

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantangan Sumber Daya Manusia, terus menjadi concern Kemenpar di saat gairah sektor pariwisata menanjak.

Baik jumlah maupun mutunya harus dinaikkan. Karena itulah Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan (Deputi BPKK) Kemenpar menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata se-Indonesia di Hotel Harmoni One Center Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Tema yang diangkat adalah “Peningkatan Kualitas dan Daya Saing lulusan SMK Pariwisata di era Masyarakat Ekonomi ASEAN."

Acara itu dilaksanakan tiga hari, 30 Maret hingga 1 April 2016.

"Intinya menyamakan persepsi, menyatukan agenda dan menyelaraskan program, makanya seluruh SMK kami kumpulkan di sini. Tujuannya, siap menghadapi semua tantangan dunia Pariwisata melalui SDM-SDM yang ready," tegas Ahman Sya, Deputi Kelembagaan Kemenpar.

Menpar Arief Yahya memang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM pariwisata yang tahun ini.

Karena pasar pariwisata mulai terus menggeliat dan growth. "Industri terus berkrmbang, supplay SDM yang handal harus dipersiapkan matang," kata Arief Yahya, orang nomor satu di Kemenpar itu.

Keinginan itu diwujudkan dalam program kegiatan antara lain memfasilitasi kegiatan sertifikasi bagi 35.000 tenaga kerja sektor pariwisata.

“Angka ini terus digenjot menuju kenaikan 100% dari target tahun 2015 yang lalu sebanyak 17.500 tenaga kerja. Kita tidak boleh kalah dari negara-negara lain, ” kata pria asli Banyuwangi itu.

Kemenpar juga memfasilitasi pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pariwisata di 34 provinsi serta pelatihan dasar pariwisata untuk 17.600 orang di seluruh Indonesia.

Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi wisatawan yang tahun ini mentargetkan kedatangan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).

Pelatihan dasar pariwisata antara lain berupa pemberian pemahaman dan pelatihan penerapan Sapta Pesona yakni meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, keramahtamahan, dan kenangan SDM untuk menciptakan pelayanan prima bagi wisatawan.

"Tentunya ini akan menjadi bagian dari peningkatan daya saing. Nantinya manusia-manusia terdidik di bidang Pariwisata ini juga bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat sekitar destinasi wisata, betapa pentingnya Sapta Pesona untuk Pariwisata Indonesia,” kata Ahman Sya.

Tahun lalu daya saing SDM pariwisata Indonesia di tingkat ASEAN masih berada di ranking 5 di bawah Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina, sedangkan di tingkat dunia berada di rangking 53 dari 141 negara atau jauh tertinggal dari Singapura di ranking 3 dan Filipina di ranking 42 dunia.

Ahman menambahkan, upaya meningkatkan daya saing itu, sejumlah kelemahan SDM pariwisata kita harus diperbaiki terutama dalam hal penguasaan bahasa Inggris.

Melalui Rakornas SMK Pariwisata, imbuh Ahman, akan menjadi komitmen bersama antara pemerintah dan stakeholder khususnya bidang pendidikan untuk mendukung program penciptaan SDM pariwisata berkualitas agar dapat memenangkan persaingan.

Tenaga kerja pariwisata Indonesia diharapkan akan mudah mengisi peluang kerja di sektor pariwisata khususnya untuk 38 job titles yang telah disepakati bersama dalam Mutual Recognation Arrangement (MRA) Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pemerintah tetapkan sektor pariwisata sebagai leading sector karena industri jasa ini menghasilkan devisa dan menciptakan lapangan kerja yang besar. Tahun ini target pariwisata mendatangkan 12 juta wisman dan 260 juta pergerakan wisnus serta akan menghasilkan devisa sebesar Rp 172,8 triliun dan serapannya 11,7 juta tenaga kerja.

"Kita harus mengubah nasib lewat semangat. Para sekolah jangan meluluskan siswanya kalau tidak kompeten," jelasnya.

Ya, memang dalam menimba ilmu tidak ada kata terlambat. Setidaknya pepatah itu yang diusung Deputi Pengembangan Kelembangaan Pariwisata Kementerian Pariwisata, Ahman Sya dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

Asal tahu saja, triwulan pertama tahun ini, pihaknya sudah menyelesaikan sertifikasi sebanyak 5000 peserta dari target 35 ribu dan pelatihan dasar 3840 dari 17 600‎.

Kemenpar akan mentargetkan sertifikasi mampu selesai 75 persen pada Bulan Juni 2016. Selama tiga bulan lalu dan tiga bulan ke depan, deputi yang dipimpin Ahman ini dipastikan bergerilya terus untuk menggapai target sertifikasi dan pelatihan dasar ke 34 provinsi.

Ada beberapa kategori yang disiapkan Kemenpar, seperti destinasi utama, skala proritas, destinasi khusus dan reguler. Destinasi utama meliputi 10 lokasi, Batam, Bali, Jakarta, Jogja, Medan Lombok, Wakatobi, Bunake, Raja Ampat, dan Banyuwangi.

Sementara kategori prioritas, menciptakan Bali Bali baru diantaranya Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung Pulau Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.

Untuk destinasi khusus dan reguler meluputi destinasi yang tidak tercover pada kategori prioritas dan utama seperti daerah yang sudah punya destinasi wisata tapi belum masuk dalam agenda seperti Kalimantan Utara.

"Untuk sertifikasi sifatnya hanya sebagai pengakuan yang berstandar. Sementara pelatihan dasar memberitahukan dari tidak tahu menjadi tahu,"tambah Ahman.

Lebih lanjut Ahman mengatakan, yang masuk dalam pentahelik akademisi, pengusaha, pemerintah, komunitas dan media dimana tugas dan fungsi dari pemerintah hanya menfasilitasi pendanaan dan penyelenggaraan.

"Pertama kordinasi dengan 107 perguruan tinggi negeri swasta yang punya program pariwisata. Dengan perguruan tinggi Kemenpar membangun komitmen untuk pembangunan pariwisata, ciptakan kurikulum berbasis kompetensi, dan mendirikan lembaga sertifikasi dan
Menserifikasi semua lulusannya. Terobosan ke dua, hal yang sama akan tetapi ke semua SMK Pariwisata negeri dan swasta seluruh Indonesia yang mencapai 890 sekolah," beber Ahman.

Dengan terobosan itu Ahman melihat peluang tiap tahunya akan meluluskan 50 ribu SDM tersertifikasi. Tiga tahun ke depan 2019 jumlah ini menjadi 1.2 juta melebihi kebutuhan yang sertifikasi dari kebutuhan 1 juta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini