Laporan Wartawan Tribun Bali, Ayu Dessy Wulansari
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Merasakan masakan khas khas Korea yang autentik dan tetap bisa diterima lidah orang lokal dapat dicoba di Bibimbap Korean Restaurant.
Restoran di Jalan By Pass Ngurah Rai 100X (Simpang Siur Complex), Kuta, Badung, Bali ini, buka setiap hari mulai pukul 11.00-22.00 Wita.
“Restoran ini berada di bawah PT Bibimbap Korean Restaurant yang selesai di Januari. Untuk restorannya sudah dibuka dari setahun lalu. Kita dirikan dengan style warung di Korea,” ucap pemilik Bibimbap Korean Restaurant, Ni Nyoman Karti kepadaTribun Bali beberapa waktu lalu.
Bibimbap Korean Restaurant memang menghadirkan atmosfer warung atau rumah makan yang sering ditemui di Korea. Ini membuat orang lokal bisa mengetahui bagaimana suasana warung di Negeri Ginseng tersebut.
Bibimbap.
Begitu pula dengan tamu Korea sehingga merasa berada di negeranya sendiri.
“Target kita sebenarnya orang lokal. Banyak yang mengira Korean restaurant itu besar dan kita tidak mau seperti itu. Jadi kita punya konsep mengkombinasikan seperti warung Korea. Untuk taste food di sini, baik orang Korea dan lokal sama-sama masuk,” kata Karti.
Memiliki seating capacity sekitar 40 kursi, interior restoran ini didominasi warna biru dan putih.
Di kedua sisi dindingnya dipenuhi gambar bertemakan Korea.
Beberapa foto artis-artis Korea yang pernah berkunjung beserta tanda tangannya juga menghiasi dekorasi restoran ini.
Nama bibimbap merupakan satu di antara makanan Korea yang populer.
Makanan ini berisi nasi, irisan sayuran seperti wortel, tauge, timun, paprika, dan lobak, daging, serta telur.
Semunya disusun rapi. Nasi putih ditaruh pada bagian bawah dan di atasnya disusun isiannya.
Selain ditempatkan dalam mangkuk biasa, ada juga ditempatkan dalam mangkuk batu yang panas dan disebut Dolsot Bibimbap.
Panas dari mangkuk batu akan mematangkan telur mentah yang diletakkan di atas nasi sebagai lauk.
Bibimbap adalah nasi campurnya Korea.
Hal itu karena sebelum disantap, semua isian dicampur bersama nasi dan saus gochujang agar menyatu. Gochujang adalah pasta cabai yang sudah difermentasikan.
Pedas, gurih, dan asam saus ini menambah cita rasa bibimbap.
Ditambahkan juga pelengkap yaitu sup kimchi dengan kuahnya yang segar karena disajikan dalam keadaan dingin.
“Korean food is very fresh food. Kebanyakan bahan yang dipakai adalah sayur. Pengunjung yang datang kita akan kasih banchan sebagai pembuka dan lebih banyak dari sayur. Itu yang membuat makanan Korea sehat. Selain itu makanan Korea juga pedas. Ini yang membuat orang lokal suka,” ucapnya.
Banchan adalah lauk pedamping yang selalu ada dalam tradisi makan orang Korea.
Beraneka ragam banchan dihidangkan di atas piring-piring kecil untuk dimakan oleh beberapa orang.
Satu di antara banchan yang tidak boleh terlupakan adalah kimchi.
Di Bibimbap Korean Restaurant, banchan disajikan secara gratis dan selalu diberikan begitu tamu berada di meja makan.
Setidaknya ada 4-5 jenis banchan yang disajikan dan bisa berganti setiap harinya agar tamu tidak merasa bosan.
Variasi masakan di restoran ini terbilang banyak.
Selain bibimbap, tentu masih ada hidangan lainnya yang patut dicoba.
“Kalau orang Indonesia pilih makanan yang pernah mereka tonton di televisi. Favoritnya ada jajangmyeon, ramyun, dan gimbap,” tambah Ibu Lee, Resturant Manager Bibimbap Korean Restaurant. (*)
Info Harga:
Bibimbap : Rp 70K
Dolsot Bibimbap : RP 80K
Gimbap : Rp 35K
Ramyeon : Rp 40K
Jajangmyeon : Rp 60K
Deonjang Jjigae : Rp 70K
Kimchi Jjigae : Rp 70K
Gochujang Jjigae : Rp 70K
Samgyeopsal : Rp 80K
Bulgogi : Rp 90K
Tteok-bokki : Rp 50K (small)/ Rp 90K (big)
Wan Tonkasu : Rp 80K