Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Nuansa tradisional minimalis begitu terasa ketika memasuki Tablespoon Coffee House di lantai dua Bali Paragon Resort Hotel, Jl. Raya Kampus Unud, Jimbaran, Badung, Bali.
Hal itu terlihat dari banyaknya barang-barang antik atau kuno seperti setrika besi, cangkir zaman dulu, timbangan kuno dan lampu kuno.
Menjadi main restaurant dari Bali Paragon Resort Hotel, Tablespoon Coffee House berkonsepmiddle up dengan Indonesian Food.
“Mengarah ke middle up ke arah Indonesian Food dan kita mencari konsep-konsep yang lebih aktraktif. Jadi, tamu yang makan ke Tablespoon itu menunya Indonesian yang lumrah tetapi lebih inovatif,” jelas Executive Chef Bali Paragon Resort Hotel, I Wayan Susana, beberapa waktu lalu.
Meskipun berada di Bali Paragon Resort Hotel, Tablespoon Coffee House open for out side guest (tamu di luar hotel).
Jam operasional dari breakfast pukul 06.30 sampai dinner pukul 22.30 wita.
Memiliki kapasitas tempat duduk hingga 180 orang.
Chef Susana menyebut satu di antara menu Indonesian Food di Tablespoon yakni Sate Lilit.
Salah satu sajian spesial Tablespoon Coffee House. (TRIBUN BALI/ ZAENAL NUR ARIFIN)
Menu ini menjadi signature dish, dihidangkan pada sebuah piring putih polos yang cukup besar, memiliki tampilan inovatif.
Satu porsi menu sate lilit terdiri dari lima tusuk sate lilit, ditemani lontong yang diber kuah kari di atasnya, sayur urap, rempeyek dan sambal matah.
Sate lilitnya menggunakan ikan tuna yang digiling lalu dicampur dengan bumbu resep Chef Susana, kemudian dililitkan ke tusuk sate dari bambu, baru dipanggang sebentar.
Penyajiannya, lima tusuk sate lilit ini dibuat dalam posisi berdiri di sisi tengah piring yang sudah dialasi dengan daun pisang.
Sekelilingnya diisi lontong, rempeyek sayur urap dan sambal matah.