Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Di Yogyakarta makanan ketoprak tidaklah terlalu populer.
Di Kota Pelajar ini tidak banyak yang berjualan kuliner yang sangat populer di Jakarta tersebut.
Dari sedikit yang berjualan ketoprak di Yogyakarta, satu diantaranya adalah Ketoprak Bang Mus yang berada di Jalan Cik Dik Tiro Yogyakarta, tepatnya 50 meter selatan pintu gerbang SMP Negeri 1 Yogyakarta.
Ketoprak Bang Mus. (Tribun Jogja/Hamim)
Warung ketoprak sederhana yang menggunakan tenda sebagai tempat jualannya ini adalah yang pertama ada di Yogyakarta.
Musa (62) dan Darmi (60) adalah pasangan suami istri pemilik warung ketoprak Bang Mus.
"Sebelum berjualan di Jogja dulu bapak sama ibu berjualan ketoprak di Jakarta," ujar Siswanto, putra kedua pasangan tersebut.
Setelah 10 tahun berjualan di Jakarta akhirnya Musa memutuskan hijrah ke Yogyakarta, dan juga karena istrinya adalah orang asli Yogyakarta.
Sebelum berjualan di lokasi yang saat ini ditempati, ketoprak Bang Mus ini berjualan di komplek kampus UGM tepatnya di depan gedung Purna Budaya yang saat berganti nama menjadi Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjo Soemantri.
Dan sejak tahun 1992 hingga saat ini berjualan di lokasi yang mereka tempati sekarang.
Karena bukan asli kuliner Yogyakarta, Musa melakukan sejumlah modifikasi di menu ketoprak yang dijualnya agar diterima masyarakat Yogyakarta.
"Di ketoprak yang kami jual, pembeli bisa minta tambahan kobis yang sebenarnya tidak ada di menu aslinya. Untuk bumbu kacangnya juga kami tambahi gula jawa, karena orang Jogja suka makanan manis," kata Siswanto.
Dalam setiap porsi ketoprak Bang Mus ini berisikan tahu, ketupat, bihun, tauge, kobis, kemudian disiram kecap, dan di atasnya dtaburi kerupuk.
Sebelumnya di piring saji terlebih dahulu diracik bumbu kacang dengan bumbu utama cabai rawit, bawang putih, dan gula jawa.