Penggalan lirik lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang, terukir dalam sebuah prasasti di Taman Gesang yang berlokasi dalam Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Jawa Tengah.
Tidak banyak memang yang bisa ditemukan di taman ini, Prasasti, pendopo kecil, tempat pertunjukan, sebuah bangkai pesawat, patung Gesang, dan petilasan Joko Tingkir tak jauh dari sana.
Salah seorang pedagang di kawasan Taman Gesang mengaku semenjak Gesang wafat, taman Gesang menjadi sepi, padahal dahulunya sering digelar pertunjukkan music.
“Dahulu hampir setiap minggu ada pertunjukkan keroncong, banyak orang yang piknik. Pak Gesang sendiri dulu pernah berkunjung, sekarang sepi” ujarnya.
Komplek Monumen Gesang di tepi Sungai Bengawan Solo (TRIBUNSOLO.COM/ IMAM SAPUTRO)
Musik Bengawan Solo sangat dikagumi karena notasi musik keroncong yang unik, nada-nada yang damai, dan lirik yang menghanyutkan.
Selain, Bengawan Solo, Gesang juga menciptakan berbagai lagu keroncong, seperti Jembatan Merah, Pamitan, Andheng-Andheng, Roda Dunia, Si Piatu, Sapu Tangan, Impenku, Pandan Wangi, Dunia Berdamai, dan lain-lain.
Gesang meninggal dunia pada hari Kamis, 20 Mei 2010, pukul 18:10, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Gesang memang telah wafat, namun karyanya akan terus mengalun, seperti bengawan Solo…
Bengawan Solo, riwayatmu ini…..
Sedari dulu jadi, perhatian insani….(*)