TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini sebuah perusahaan riset pasar GfK bersama penyedia layanan satelit Inmarsat merilis hasil riset soal konektivitas di sebuah penerbangan.
Dalam laporannya disebutkan bahwa 80 hingga 90 persen penumpang akan mengalihkan pilihan mereka ke maskapai yang memiliki konektivitas internet dan telepon saat penerbangan berlangsung.
Tidak cuma itu, dari 9.000 responden yang menjadi sampel risetnya, sebanyak 67% responden menyatakan rela mengeluarkan biaya ekstra untuk mendapatkan layanan internet ini.
Lebih jauh lagi, saat berbicara soal inflight broadband, ada tiga isu yang digarisbawahi oleh para responden.
Mereka yang menginginkan konektivitas ini tidak cuma menginginkan internet yang sekadar ada, tapi juga konektivitas yang terpercaya, cepat, dan tidak terputus.
Sebanyak 72% responden yang menginginkan internet di pesawat menyatakan tidak akan menggunakan internet yang ‘seadanya’ dan rela membayar lebih untuk konektivitas yang berkualitas.
“Saat ini hanya 3% maskapai di Asia Pasifik yang memiliki konektivitas internet saat penerbangan berlangsung. Padahal, keinginan untuk mendapatkan konektivitas itu cukup tinggi. Ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi sebuah maskapai,” ujar Bill Peltola, Direktur Regional Asia Pasifik Inmarsat Aviation.