TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Restoran padang yang dimiliki keturunan Minang asli punya tradisi sendiri saat menghidangkan makanan.
Piring-piring lauk ditumpuk di lengan kiri, disajikan dalam waktu singkat.
Anda pasti kerap menjumpai pelayan restoran padang sedang "bermanuver" dengan piring-piring di lengannya.
Inilah tradisi menyajikan masakan di restoran otentik khas Sumatera Barat, sekaligus skill yang wajib dimiliki para pelayannya.
Hal itu diungkapkan Nusyirwan Effendi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas sekaligus antropolog yang berkecimpung dalam bidang kuliner khas Minang.
"Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama. Rumah makan padang kan pada dasarnya restoran cepat saji khas Indonesia," tuturnya kepada KompasTravel dalam perbicangan telepon beberapa waktu lalu.
Dengan konsep seperti itu, lanjut Nusyirwan, pelayan restoran dituntut menyajikan banyak jenis masakan dalam waktu cepat.
"Jadi untuk mengantarkan makanan agar tidak bolak-balik, harus dalam satu waktu. Oleh karena itu tradisinya piring ditumpuk di lengan kiri, dengan tangan kanan untuk menyajikan," papar Nusyirwan.
Jika Anda perhatikan, piring-piring yang ditumpuk di lengan kiri memiliki diameter sekitar 15 cm.
Piring-piring tersebut ditata di lengan kiri, mulai dari 3-5 masakan sekaligus.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO - Rusdi, pemilik Rumah Makan Taman Selera di jalur pantura, Indramayu, Jawa Barat.
"Piring yang ditata memang khusus lauk. Itu butuh keterampilan khusus," tambah pria yang menyelesaikan S3 di Bielefeld University Jerman bidang Antropologi Sosial itu.
Menurut Nusyirwan, rumah makan padang yang menyajikan makanan dengan cara tersebut bisa dibilang otentik.
"Hanya rumah makan asli padang yang penyajian lauknya seperti itu. Sekarang kan sudah jarang yang begitu," tambah dia.
Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri