Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Ratusan warga keturunan Tionghoa, Kamis (9/6) mendatangi pantai yang ada di wilayah Pulau Bangka.
Mereka rela berpanas-panasan di pantai untuk merayakan tradisi Peh Cun yang jatuh pada tanggal 5 bulan ke 5 penanggalan Imlek.
Selain warga keturunan Tionghoa, warga dari etnis Melayu pun tak mau ketinggalan lantaran ingin membuktikan fonema alam yang diyakini terjadi tepat pada pukul 12.00 Wib ketika telur ayam yang bisa berdiri.
Fenomena ini biasanya terjadi usai warga Tionghoa melaksanakan sembayang Duan Yang/Peh Cun.
Salah satu pantai yang ramai dikunjungi warga di dekat ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu kota Pangkalpinang adalah pantai Pasir Padi.
Di sini warga selain melakukan sembahyang juga menyempatkan diri mandi di air laut.
Saat Pet Cun diyakini air laut mengalami surut terjauh dibandingkan hari biasanya.
Biasanya warga keturunan tionghoa dalam rangka perayaan Pet Cun membuat kue tradisional kue Chang yaitu semacam kue dari ketan berisi cacahan daging lalu dibungkus daun pandan.
"Tahun ini kami melakukan sembayang Duan Yang/Peh Cun. Yang sering dilaksanakan pada bulan 5 tanggal 5, bulan Imlek, tepatnya bulan ini ya," kata Humas Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) Wilayah Kota Pangkalpinang, Ferardy.
Di pantai Pasir Padi sendiri terlihat puluhan orang dalam majelis tersebut melangsungkan dan memanjatkan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Xue SHi (Rohaniwan Tertinggi) dari kota Bogor, Tan Im Yang.
Selain itu ikut serta dari ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), Provinsi Kepulawan Bangka Belitung (Babel), Tjhia Tet Hian, Ketua Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Makin) Wilayah Kota Pangkalpinang, Taufik Salim Js berserta jajarannya dan para umat.
"Pada prinsipnya dari sembahyang ini, kami bersujud sukur kepada tuhan. Memang biasanya sesuai tradisi dan agama, kegiatan Peh Cun yang kegiatan selalu kami lakukan di pantai atau tepi pantai atau di tepi sungai. Sebab kita bersujud sukur pada saat tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek," kata Xue SHi (Rohaniwan Tertinggi) dari kota Bogor, Tan Im Yang.