Laporan wartawan Bangka Pos, Iwan Satriawan
TRIBUNNEWS.COM,BANGKA - Nama bubur khas Bangka ini terkesan agak gaul, bubur Chachak begitu lah nama sajian nan legit ini.
Bentuknya menarik dengan warna warni ungu, kuning dan hijau.
Tak ayal, melihat tampilan bubur ini mengundang selera siap saja untuk menyantapnya.
Warna warni isian bubur asli terbuat dari ubi jalan biru, labu kuning, sirsak dan pandan hijau.
Ciri khas bubur ini adalah isiannya yang dipotong dadu kecil kemudian dimasak dengan air gula merah.
Bila suka bisa diberi tambahan santan.
"Bubur ini asli menggunakan bahan alami, tanpa sari manis dan pengawet, pokoknya asli, aman disantap," ujar pemilik usaha bubur cha chak, Iskandar baru-baru ini.
Iskandar merupakan UKM Pangkalpinang yang juga merintis usaha kuliner kue celepon.
Di bulan Ramadan, mantan karyawan dealer mobil ini sengaja menjual produk khusus yaitu bubur cha chak.
"Pelanggan celepon kita alhamdulillah stabil bahkan semakin bertambah, nah, di bulan puasa ini saya berpikir untuk menambah menu takjil, akhirnya saya memilih bubur cha chak yang cocok sebagai sajian berbuka puasa," ujar Iskandar.
Sajian simpel ini kata Iskandar sangat disukai. Dia pun tidak terlalu ribet untuk mengolahnya sebab bahan bakunya nyaris sama dengan celepon.
"Cuma perlu kesabaran untuk mengirisnya kecil-kecil, kalau yang lainnya simpel," ujar ayah satu anak ini.
Sejak diluncurkan satu pekan lalu bubur cha chak ternyata sangat disukai, apalagi harganya sangat murah Rp6.000 perbungkus.
"Saya bikinnya gak banyak juga karena bubur ini harus habis sehari gak boleh disimpen karena rasanya akan berbeda," ujarnya.
Bubur cha chak enak disantap hangat maupun dingin. Nah bagi yang ingin mencicipi, gerobak bubur cha chak buka sehabis sholat ashar hingga magrib di jalan RRI Pangkalpinang.