TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Hujan dengan intensitas sedang, terjadi menjelang puncak peringatan Yadnya Kasada di kawasan Tengger, Kabupaten Probolinggo, Rabu (20/7/2016) sore.
Walau demikian, semangat warga suku Tengger menyambut ritual tersebut seakan tak surut.
Di tepi-tepi jalan, banyak terlihat mereka berkumpul di tempat-tenpat teduh dengan mengenakan busana terbaiknya.
Selain itu, beberapa truk yang mengangkut warga suku Tengger dari tiga kecamatan lainnya--Lumajang, Kabupaten Malang, dan Pasuruan--terlihat mulai berdatangan.
Agus, salah seorang petugas jaga di desa Cemoro Lawang, mengungkapkan bahwa beberapa hari belakangan kawasan tersebut memang dilanda hujan.
"Cuma kemarin (19/7/2016) malam saja tidak hujan," ujar Agus.
Kondisi yang demikian, lanjut Agus, memberikan keuntungan tersendiri bagi kendaraan-kendaraan yang pada pelaksanaan Yadnya Kasada nanti akan turun mendekati gunung Bromo.
"Kalau hujan begini, pasir di kaldera Tengger justru menjadi padat. Kendaraan akan lebih mudah melintasinya," sambung Agus.
Loket pintu masuk Wisata Gunung Bromo di dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura terlihat sepi.
Rangkaian Upacara Kasada yang berlangsung Rabu (20/7/2016) sampai Kamis (21/7/2016), menurut petugas memang tidak banyak menarik wisatawan.
Agus Dwiandono, Repala Resort RPTN PLT membenarkan hal ini.
Berdasarkan tiket yang terjual sampai berita ini diturunkan, baru 40 tiket terjual untuk wisatawan asing. Dan 36 tiket yang terjual untuk wisatawan lokal.
"Setiap perayaan Kasada wisatawan memang tidak begitu banyak seperti biasanya. Ya mungkin karena masalah kenyamanan. Apalagi hujan. Ramai, justru warga lokal yang berkegiatan membuang sesaji," tuturnya saat ditemu di kantor penjaga depan pos pembelian tiket.
Sebagai info, pos tiket wisata Gunung Bromo tetap buka seperti biasa, 24 jam. Dengan tambahan jumlah penjaga untuk keamanan proses Upacara Kasada. (Surya/Pipit Maulidiya)