TRIBUNNEWS.COM - Bayangkan Anda mengayuh kayak melintasi laut dan samudera lepas, 23.000 kilometer dari satu benua ke benua lainnya.
Itulah yang dilakukan Sandy Robson, seorang perempuan pemberani yang mengayuh kayak dari Jerman menuju Australia.
Sandy adalah seorang Australia yang menghabiskan 5,5 tahun mengayuh kayak dari Eropa menuju benua asalnya.
Sandy sudah tiba dengan selamat di Australia beberapa hari lalu, dan disambut langsung oleh ayahnya.
Petualangannya terinspirasi oleh Oskar Speck, seorang pria yang mengayuh kayak dari Jerman sampai Australia pada 1930-an.
Dengan titik keberangkatan yang persis sama yakni Kota Ulm, Sandy memulai perjalanannya pada 2011.
Melansir situs Lonely Planet, Senin (7/11/2016), Sandy membagi perjalanannya dalam lima etape.
Sepanjang petualangannya, Sandy menyambangi 20 negara. Pada tahun pertama, dia melintasi Laut Mediterania namun sengaja melengkapi Semenanjung Arab, Iran, dan Pakistan.
Sandy kemudian lanjut mengayuh kayak melintasi Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Malaysia, Timor Leste, dan Indonesia.
Negara terakhir yang dilewatinya adalah Papua Nugini. Negara tersebut sangat membekas di pikiran Sandy, karena ia mengalami hal yang cukup buruk. Sandy sempat didatangi oleh bajak laut.
"Memang, salah satu mata mereka tidak tertutup seperti bajak laut pada umumnya. Namun ada beberapa orang yang mendatangi kayak saya dan meminta saya menepi ke daratan," tutur Sandy kepada situs ABC Australia.
"Sepertinya kalau saya mengikuti perintah mereka untuk menepi, barang saya akan habis dibawa mereka. Namun untunglah saya coba bernegosiasi di tengah laut," lanjut dia.
Kisah perjalanan Sandy didokumentasikan pada situsnya, sandy-robson.com. Usai petualangan selama 5,5 tahun, Sandy berencana akan membuat buku.
"Anda tidak tahu persis batas kemampuan sampai Anda benar-benar berada di bawah tekanan," tuturnya.