Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kepulauan Talaud menawarkan pesona alam luar biasa yang diwakili Pulau Sara'a Besar dan Pulau Sara'a Kecil. Kedua pulau saling berdampingan di Kecamatan Lirung.
Keindahannya sudah terlihat dari udara, saat Tribun Manado berada di atas pesawat Wings Air menuju Bandara Melonguane. Pasir putih dan hijaunya pepohonan begitu memanjakan mata.
Pemerintah setempat tengah membuat jogging track untuk mengelilingi pulau tanpa penghuni itu. Supaya pengunjung nyaman, paving block dipilih sebagai bahan untuk permukaannya.
Konon, dahulu kala dua pulau itu menyatu. Namun, menjadi dua bagian setelah tertimpa ular raksasa. Begitulah legenda tentang pulau itu diceritakan secara turun-temurun oleh warga Kepulauan Talaud.
“Sara'a dalam bahasa daerah artinya tertimpa dari pelarian ular raksasa,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulaun Talaud Isak Tamarboba, di sela kunjungan ke pulau itu.
Cerita lengkapnya, ada siluman ular yang menjelma sebagai manusia. Ia jatuh cinta dengan seorang gadis desa bernama Woingsangian. Mereka kemudian menjalin asmara.
Belakangan, Woingsangian mengetahui pacarnya adalah ular raksasa dan berniat jahat. Woingsangian bersiasat memberi makan pacarnya.
Sang pacar sontak berubah wujud menjadi ular raksasa setelah makan. Ia meronta-ronta karena yang dimakannya adalah bara api.
Ular raksasa itu kemudian menabrak ujung Pulau Sara'a dan menjadi batu di seberang pulau lainnya, di dekat ibu kota kabupaten.(*)