TRIBUNNEWS.COM - Tahun 2016 sate taichan sempat meraih popularitas tinggi.
Peminat sate taichan masih terus meningkat hingga saat ini. Hal itu terbukti dari banyaknya kedai atau pedagang kaki lima yang menjual sate taichan.
Sate taichan sendiri adalah sate ayam yang dibakar tanpa kecap dan bumbu kacang.
Hidangan ini berawal dari pedagang kaki lima di daerah Senayan, Jakarta dan kini menyebar sampai seluruh Indonesia.
Amir adalah pedagang sate taichan di daerah Senayan, Jakarta yang mengklaim sebagai pelopor dari hidangan sate taichan.
Menurut pengakuan Amir, resep sate taichan ditemukan oleh pembeli satenya yang berasal dari Jepang.
"Pertamanya ada pasangan yang laki-laki orang Jepang yang perempuan orang kita (Indonesia). Masih ingat saya nama perempuannya, Inet. Laki-lakinya itu mau bikin sate sendiri. Dia kasih garam ke dagingnya sama jeruk (nipis) dan sambal. Terus saya tanya 'Ini sate apa namanya?' kata orangnya 'taichan!'," cerita Amir pada KompasTravel, Rabu (4/1/2017).
Tren ini membuat bisnis berjualan sate taichan juga kian menggiurkan. Seperti Sate Taichan Kemang yang dirintis oleh Lerry Mario pada tahun 2015, kini memiliki 12 kedai franchise.
"Kalau untuk franchise harga paketnya itu Rp 20-25 juta. Di Sate Taichan Kemang yang ini (berlokasi di Kemang) saya bisa jual 1.500 sampai 2.000 tusuk per hari. Dengan untung bersih Rp 3 juta sehari," kata Rio, panggilan akrabnya pada KompasTravel.
Sate taichan kini dapat dengan mudah ditemui di beberapa lokasi khususnya di Jakarta. Uniknya sate taichan selalu dijual pada malam hari menjelang subuh.
Salah satu sentra sate taichan adalah di Senayan, tepatnya di di depan pintu gerbang Stadion Gelora Bung Karno, Jalan Plaza Barat. Ada lebih dari sepuluh penjual sate taichan di lokasi tersebut.