TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Perhelatan Sanur Village Festival XII tahun 2017 (SVF 2017) yang akan digelar 9-13 Agustus 2017 bakal menghadirkan kemasan festival penyadaran dengan turut serta membumikan, menggelorakan dan menebarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Ketua Umum SVF, Ida Bagus Gde Sidharta Putra, mengatakan akhir-akhir ini, berbagai kenyataan pahit di negeri yang kita cintai telah menggerakkan elemen anak bangsa untuk semakin mengakui perbedaan dalam bingkai kesatuan jiwa Indonesia.
Namun, atas segala kondisi itu tidaklah berarti kita harus diam dan membiarkan secara pelan-pelan maupun cepat terjadinya ketidakharmonisan kerukunan berbangsa. SVF sangat merasakannya, dan sebagai festival yang telah membingkai tema dasar “The new spirit of heritage”, maka Bhinneka Tunggal Ika adalah bagian penting sebagai gerakan moral yang patut dan wajib dikumandangkan secara terus menerus.
Mengumandangkan kembali makna Bhineka Tunggal Ika adalah upaya kesadaran berbangsa. Maraknya kebencian dan kekasaran dalam dunia maya maupun dunia nyata membuat banyak pihak tidak tinggal diam.
Kebencian dan kekasaran itu telah nyata-nyata mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa. SVF dengan program-programnya berupaya menciptakan “festival kesadaran” dengan turut menebarkan pesan-pesan kebaikan bagi persatuan dan kesatuan yang ber-bhinneka Tunggal Ika.
SVF 2017 dalam perjalanannya selalu mengedepankan keanekaragaman budaya dalam setiap program-programmnya. Hadirnya duta-duta seni dan budaya dari berbagai pelosok pulau di Indonesia membuktikan bahwa masyarakat Sanur sangat terbuka bagi seluruh warga Indonesia.
"Kenyataan ini juga didukung hadirnya warga dunia yang selalu tampil turut menyemarakkan setiap perhelatan SVF. Makna Bhinneka Tunggal Ika sangat relevan sebagai isu penting yang harus dijaga dan terus didengungkan. SVF selalu melihat kembali setiap perjalanannya sebagai bagian interopeksi. Bhinneka Tungal Ika yang telah dicanangkan sebagai tema besar festival kiranya dapat pula dimaknai secara khusus sebagai wujud bagian cinta tanah air dan bangsa," ungkap Ida Bagus Gde Sidharta Putra.
SVF 2017 dalam programnya akan meletakkan semangat persatuan atau nasionalisme kebangsaan dalam sebentuk simbolisme, imej, citra maupun pesan sesuai konteks yang akan diusung. Oleh karena itu SVF akan mengimplementasikan semangat kebangsaan yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dalam garapan program event. Masyarakat luas yang mengunjungi SVF 2017 nantinya diharapkan menjadi bagian yang terintegrasi bagi upaya pembangunan kesadaran yang diciptakan.
Menurut Gusde, sapaan akrab Sidharta Putra, seperti festival sebelumnya, selain musik, panggung utama juga menampilkan berbagai atraksi seni budaya dan sajian lain yang bakal menghibur pengunjung festival sambil menikmati aneka makanan dan minuman dari food bazar. Kesemua rancangan program dikemas dalam nuansa Indonesia.
Gusde mengatakan festival kedua belas ini kembali merangkul berbagai komponen masyarakat untuk merayakan keberagaman warga melalui tema “Bhinneka Tunggal Ika” yang mengandung semangat kesatuan dalam perbedaan.
Dia berharap seluruh warga masyarakat bisa ikut berperan membumikan Bhinneka Tunggal Ika dalam suatu kesetaraan egaliter mengakui bahwa Bangsa Indonesia ini terdiri dari banyak perbedaan, baik suku, agama, bahasa, maupun adat-istiadat.
Melalui saling menghargai perbedaan dari masing-masing pribadi di masyarakat, niscaya akan tercipta ketentraman dan kedamaian. Selain itu, tentu dengan kondisi toleransi yang terbangun tersebut, bisa lebih mengokohkan persatuan, kesatuan, kebersamaan dan gotong royong membangun suasana dan lingkungan yang lebih baik.
"Kebersamaan dan kegembiraan mengakui perbedaan itu di antaranya tercermin dari panggung hiburan yang disaksikan ribuan penonton. Oleh karena itu kami selalu berupaya menampilkan hiburan yang terbaik," kata Gusde.
Hiburan atau tampilan program SVF ke-12 diharapkan juga dapat menyentuh dan menyuarakan pentingnya ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Lebih lanjut menurut Gusde yang juga sebagai Ketua PHRI dan Badan Promosi Pariwisata Kota Denpasar, SVF kini bukan hanya milik warga Sanur, melainkan telah menjadi kebanggaan bersama yang mendukung promosi pariwisata secara kolosal. Publikasi SVF telah memiliki gaung nasional dan internasional serta menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara di samping warga Denpasar dan sekitarnya.
SVF MERAYAKAN TOTALITAS WARGA
Semangat kebersamaan dan rasa memiliki telah mengantar Sanur Village Festival (SVF) menjadi kegiatan komunal yang memberikan kemanfaatan nyata bagi warga dan sejumlah komunitas desa pesisir ini dan sekitarnya. Spirit kreativitas, motivasi, dan inovasi ala Sanur ini bakal terus dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang berkesejahteraan dan berkedamaian.
Perjalanan 12 tahun SVF telah mewujudkan ciri khas warga desa yang dengan penuh rasa kekeluargaan, gotong royong (ngayah), matetulung, menjaga lingkungan dan mewujudkan keamanan serta kenyamanan dalam suatu komunitas yang membanggakan.
Berdasarkan pengalaman sebelas tahun merayakan totalitas warga Sanur dalam mengekspresikan diri melalui festival, tema “Bhinneka Tunggal Ika” akan membingkai pelaksanaan SVF ke-12. Di gelar di area Maisonettee, kawasan Inna Grand Bali Beach, Sanur akan digelar serangkaian program pada tanggal 9-13 Agustus 2017.
MEMBUMIKAN “BHINNEKA TUNGGAL IKA”
Bhinneka Tunggal Ika diangkat SVF 2017 sebagai tema utama adalah sebagai bentuk sensitivitas melihat kondisi bangsa untuk turut serta memaknai, membumikan menggelorakan dan menebarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Semangat kesatuan dalam perbedaan (unity in diversity) diharapkan dapat memberikan fibrasi kuat bagi setiap laku menuju kehidupan yang lebih baik. Laku kehidupan yang berakar pada nilai luhur yang tercantum dalam kitab Sotasoma maha karya Mpu Tantular ini setidaknya akan mengajarkan empati yang sangat tinggi menyetarakan seluruh insan dalam suatu tataran kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Spirit Bhinneka Tunggal Ika inilah yang ingin digemakan sehingga seluruh lapisan warga dapat mewujudkan rasa saling memiliki, menghargai, dan menjaga. Seperti halnya suasana desa ideal yang penduduknya heterogen dimana, warganya hidup rukun, tenang, dan nyaman. Suasana ini tentu akan mendorong terciptanya kerja bernas yang melahirkan inovasi dan kreativitas tanpa henti.
Tema utama ini diharapkan menumbuhkan empati, solidaritas, dan kesejajaran baik dalam menjalankan aktivitas dalam ruang lingkup kecil (pribadi dan keluarga) maupun dalam lingkungan sosial yang luas sebagai warga banjar, desa, kota, provinsi, negara maupun dunia.
Tentu dalam pelaksanaan SVF kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang ada, seperti tujuan utama festival sebagai respons atas peristiwa bom pada 2005 silam. Ketika itu Yayasan Pembangunan Sanur menggagas kegiatan untuk menghidupkan kembali serta mengangkat citra pariwisata Bali, dan Sanur khususnya, untuk bangkit dari keterpurukan.
Kali ini, Panitia Sanur Village Festival juga ingin menghidupkan kembali serta mengangkat citra pariwisata, dan Sanur khususnya, untuk bangkit dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.