TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Marina Bay Sands , Orchad Road, Esplanade, Singapore Flyer, Helix Bridge, hingga keindahan Singapore River, sungai yang mengalir dari tengah Singapura sampai ke lautan, bisa dinikmati secara bersamaan.
Caranya, naiklah ke puncak gedung One Raffles Place.
Malam terakhir berkunjung ke Singapura, Surya berkesempatan menginjakkan kaki di gedung tertinggi itu.
Tepatanya di lantai 63 yang ketinggiannya mencapai kisaran 282 meter. Tentu, sebelum masuk, sudah ada pemeriksaan ketat sejak pintu utama yang ada di lantai dasar.
Karena banyak wisatawan yang juga hendak naik, semua harus antre di depan pintu yang sudah dipasangi tali pembatas layaknya antrean di kantor-kantor atau bank di Indonesia.
Setelah melalui pemeriksaan petugas, satu persatu pengunjung masuk ke dalam lift menuju lantai 62.
Dari sana, wisatawan kemudian berpindah ke lift lain yang lokasinya bersebelahan untuk menuju lantai 63, puncak tetinggi One Raffles Place.
Beberapa penjaga terlihat sigap menunjukkan semua pengunjung yang malam itu keluar dari lift. Tak lama menunggu, pintu lift terbuka dan siap mengantarkan kami ke tempat tujuan.
Beberapa saat menaiki anak tangga setelah keluar dari lift, para pengunjung pun langsung berada di 1-Altitude bar, tempat kongkow di atap bangunan yang berdiri megah di pusat Negeri Singa ini.
Dari sana, kita bisa menikmati keindahan Singapura dari puncak tertinggi sambil ditemani beragam hiburan.
Marina Bay Sands, gedung ternama yang menjadi salah satu tujuan wisatawan saat berkunjung ke Negara ini, terlihat sangat jelas. Hilir mudik perahu di sungai yang berada di sampingnya juga bisa dinikmati dari ketinggian.
Demikian halnya gedung-gedung dan bangunan lain di Singapura, hampir semua terlihat dari atap gedung terjangkung ini. Malam hari, lampu-lampu yang menghiasai berbagai bangunan itu semakin menarik untuk dilihat sambil menikmati hiburan live musik di 1-Altitude bar.
Malam itu, sebuah band membawakan lagu-lagu yang sedang hits di blantika musik internasional menemani puluhan pengunjung yang sedang asyik menghabiskan malam. Lagu dari Adele, Bruno Mars, dan beberapa musisi ternama lain terus mengalir menemani wisatawan yang sekedar duduk-duduk sambil menikmati koktail, atau yang sedang asyik berdiri di samping pagar transparan setinggi dada orang dewasa sambil melihat berbagai sudut kota dari ketinggian.
“Amazing,” ujar Maria, seorang wisatawan yang sedang memerhatikan bangunan Esplanade dari ketinggian 1-Altitude. Dia mengaku takjub sejak kali pertama menginjakkan kaki di tempat dengan ketinggian sekitar 282 meter itu.
Tak ayal, destinasi wisatawa ini menjadi salah satu jujugan utama wisatawan di Singapura. Termasuk wisatawan dari Indonesia yang selama ini banyak memadati berbagai tempat di Negeri Singa tersebut.
Data di Singapore Tourism Board (STB) menyebut, jumlah kunjungan wisatawan internasional ke Singapura sepanjang tahun 2016 melampaui perkiraan dan mencapai angka tertinggi dalam sejarah. Kunjungan wisatawan internasional ke Singapura tumbuh sebesar 7,7 persen menjadi 16,4 juta, sementara penerimaan devisa dari sector pariwisata meningkat sebesar 13,9 persen menjadi 24,8 miliar SGD1.
“Kami sangat berbesar hati dengan kinerja sektor pariwisata yang kuat pada tahun 2016. Meski menghadapi berbagai tantangan seperti pelemahan kinerja ekonomi di sejumlah pasar utama sumber wisatawan ke Singapura serta merebaknya virus Zika, Singapura berhasil menarik minat lebih banyak wisatawan berkualitas untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” ungkap Chief Executive STB, Lionel Yeo.
Selama tahun 2016, pertumbuhan kunjungan wisatawan terbesar secara absolut adalah China yang naik 36 persen, Indonesia naik 6 persen, dan India meningkat 8 persen. Pertumbuhan ini disebabkan oleh meningkatnya kunjungan wisatawan dari kota-kota utama dan kota-kota lainnya di China, India dan Indonesia
Dijelaskan dia, Indonesia mempertahankan posisinya sebagai salah satu pasar utama wisatawan ke Singapura dengan jumlah 2,894 juta kedatangan wisatawan. Angka ini meningkat sebesar 6 persen dan merupakan perubahan yang tajam dari penurunan sebesar 10 persen yang dialami pada tahun 2015.
Sebanyak 330.000 wisatawan Indonesia berkunjung ke Singapura pada Desember 2016, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan pertumbuhan 11 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015. Pertumbuhan ini sejalan dengan sentimen positif wisatawan Indonesia ke luar negeri secara keseluruhan.
“Upaya pemasaran kami yang berkelanjutan pada tahun ini terbayar dengan meningkatnya permintaan untuk berkunjung ke Singapura. Selain kota utama seperti Jakarta, kami telah menginvestasikan upaya dan dana pemasaran yang signifikan untuk menarik wisatawan potensial dari kota-kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Palembang, Pekanbaru dan Medan. Kami sangat senang bahwa beberapa dari kota-kota ini telah menyumbang pertumbuhan dua digit melampaui Jakarta,“ kata Raymond Lim, Area Director Indonesia.
Menurutnya, Singapura tetap menjadi tempat wisata yang menarik bagi mereka yang ingin berakhir pekan, bukan hanya karena kedekatan dan aksesibilitas tetapi juga karena kalender kegiatan yang menarik wisatawan untuk terus mengulangi kunjungannya ke Singapura. “Keluarga tetap menjadi segmen konsumen utama kami dan wisatawan Indonesia terus menempatkan Singapura sebagai destinasi bersahabat untuk keluarga yang ingin menghabiskan waktu bersama,” sambung Lim.
Dan pihaknya juga melihat pertumbuhan perjalanan bisnis terutama untuk grup Meeting dan Incentive. “Wisata kapal pesiar dari Singapura juga menjadi alternative perjalanan wisata populer selain untuk tempat meeting dan incentive di atas kapal,” tandasnya.
Pada tahun 2017 ini, STB memperkirakan penerimaan devisa dari sektor pariwisata akan berkisar pada angka 25 hingga 25,8 miliar SGD (meningkat 1-4 persen) dan kunjungan wisatawan internasional akan berkisar pada angka 16,4 hingga 16,7 juta (0-2 persen). Untuk pasar Indonesia, target STB adalah mempertahankan posisi sebagai pasar utama wisatawan nomor satu.(m.taufik)