TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara masyhur dengan kekayaan alam yang luar biasa dengan bentangan pantai dan jajaran kepulauan yang sangat banyak. Potensi wisata pantainya sangat ajib untuk dijajal.
Halmahera Selatan ibarat perawan yang belum banyak terjamah oleh wisatawan. Keindahan alamnya tak bisa diabaikan jika dibanding dengan pulau-pulau lain di Indonesia.
Halmahera Selatan memiliki garis pantai yang memanjang hampir 78 persen dari total wilayah Hlamahera selatan dengan total luas 31.484.40 kilometer. Keindahan alam baharinya begitu elok dan memesona untuk dipandang.
Tercatat ada 102 spot pantai yang bisa dikembangkan sebgai destinasi wisata laut. Adapun yang sudah dikembangkan dalam skala luas, misalnya, pulau Nusara atau Nusa Besar (Ra: besar) yang memiliki potensi wisata diving yang cukup luas.
Kemudian, ada pantai Umamoy, yang berjajar memanjang sampai masuk pantai Tanjungkurango yang memanjang hingga 60 kilometer.
Beberapa pantai sudah dibuka hasil kerjasama antara Pihak Pemerintah Daerah dan investor asing, misalnya pulau Sali dan pulau Kusu. Saat ini, pulau yang dalam tahap perencanaan besar-besaran adalah Widi.
Pulau ini cukup dikenal oleh para turis asing, bahkan mereka menyebutnya sebagai “Maldave”-nya Indonesia.
Keindahan pulau ini sangat digemari oleh wisatawan, terutama dari mancanegara. Pulau ini terdiri dari hamparan bakau yang dikelilingi oleh lilitan pasir putih yang sangat indah.
“Nah, Widi ini rencananya akan dijadikan boomingnya pariwisata di Halmahera Selatan pada saat Widi International Fishing Turnament pada Oktober mendatang yang akan dibuka oleh Bapak Presiden. Saat ini telah ada sejumlah 100 orang pemancing dari berbagai Negara, seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Australia, dan India masih dalam konfirmasi. Terutama Negara-negara dengan basis pantai sudah mendaftarkan” Kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Halmahera Selatan, Nur Kamarullah.
Lebih lanjut Kamarullah menjelaskan, “Widi ini memang masa depan bangkitnya pariwisata Halmahera Selatan. Maka kami selaku Dinas Pariwisata diberi tugas untuk mempromosikan secara besar-besaran. Seperti kemarin, kita ikut diving promotion di Jakarta, Festival Legu Gam di Maluku Utara, dan sekarang di Yogyakarta, dan rencana kita juga akan ke Batam bukan depan. Dan rencananya pada saat Widi International Tournament, setelah dibuka oleh Bapak Presiden, maka akan dibuka Festival Kuliner dan Budaya oleh Ibu Negara. Dan untuk stand pameran kita berencana menggunakan pelataran pelabuhan petikemas, kurang lebih seluas 2 hektar,” Katanya.
Dalam Widi Festival nanti akan diperkenalkan beberapa pulau lainnya, seperti Tanjung Tauno sebagai habitat duyung. Ini bertujuan mengedukasi masyarakat luas agar bias melihat duyung secara langsung, tidak hanya dari mitos yang beredar selama ini. Atau, ada juga Tanjung Santari sebagai padang pasir putih; budidaya habitat rumput laut.
Sementara di pulau Obi, Kragah, dan pulau Bacan, di daerah Pigaraja terdapat budidaya mutiara yang sudah dikembangkan oleh masyarakat setempat bekerjasama dengan perusahaan.
Dengan ini pemerintah berharap mutiara ini tidak hanya dijual dalam bentuknya yang biasa-biasa, tetapi akan dijadikan sebagai wisata edukasi bagaimana budidaya mutiara dari proses penanaman bibit mutiara ke dalam inti siput sampai mengambilnya setelah panen.
Di situ juga masyarakat bisa membeli secara langsung dengan harga yang sesuai, sekaligus menjadi daya Tarik tersediri bagi para wisatawan.
Keikutsertaan Pemerintah Halmahera Selatan dalam berbagai ajang pameran diharapkan masyarakat semakin mengenal potensi wisata yang ada di Halmahera Selatan, terutama kekayaan pantai dan wisata bawah laut. Dengan upaya ini, pemerintah mentargetkan mampu menarik 5000 pengunjung dalam setahun ke depan.