Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, LABUAN BAJO – Warga Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjalani kehidupan sehari-hari dengan Komodo atau Varanus Komodoensis.
Mereka mencari nafkah dari keberadaan kadal terbesar di dunia tersebut.
Hewan endemik di Indonesia itu hidup di lima pulau di Provinsi NTT, yaitu Pulau Rinca, Pulau Komodo, Pulau Gili Motang, Pulau Nosa Kode, dan Pulau Padar, yang termasuk bagian dari Taman Nasional Komodo.
Setidaknya ada 1.700 penduduk di Pulau Komodo.
“Mata pencaharian setiap hari hanya nelayan dan menjual kerajinan yang dibuat oleh mereka sendiri. Baju kaos, post card, dan biji mutiara,” ujar Bartolomeus, seorang warga setempat yang sehari-hari mencari nafkah sebagai pemandu wisata.
Dia menjelaskan, komodo memilih tempat tinggal di dalam hutan yang jarang dijamah manusia. Namun, terkadang hewan itu mampir ke pemukiman warga yang berada di dekat pantai.
Tak jarang, komodo memangsa warga sekitar. Setelah digigit, warga segera dibawa ke rumah sakit, namun kembali lagi ke tempat tinggalnya.
“Komodo kadang tiap hari jalan ke kampung-kampung. Saya ingat mungkin makan lebih dari enam orang lokal. Digigit terus dapat infeksi. Segera diantisipasi dibawa ke rumah sakit. Orang itu sembuh kembali dan tinggal lagi di kampung,” kata dia.
Mengingat bahayanya komodo, maka setiap wisatawan didampingi ranger saat melakukan perjalanan.
Jangan sampai insiden penyerangan Loh Lee Aik (68), wisatawan asal Singapura di DesaKomodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, pada Rabu (3/5/2017), terulang kembali.
Menurut dia, Loh tinggal di Kampung Komodo berbaur bersama dengan warga yang lain. Loh tidak memberitahukan kepada pengelola Taman Nasional Komodo mengenai kedatangannya.
Namun, dia memilih sendirian mengeksplorasi alam. Akhirnya, warga mengetahui dia digigit komodo.
“Digigit komodo di kaki. Dia infeksi sampai ke paha. Dibawa dari sini sampai ke Rumah Sakit Sanglah, Bali,” ujarnya.
Sementara itu di Pulau Rinca, salah satu tempat di mana terdapat banyak komodo, tidak terdapat warga.
Di pulau itu hanya ditinggali para ranger dan polisi hutan. Untuk tamu, hanya dapat tidur di kapal yang bersandar di dermaga berukuran kecil.