TRIBUNNEWS.COM - Adat budaya tetap dijunjung tinggi di Halmahera. Nah, salah satu Wonders selanjutnya lebih menitikberatkan budaya di Maluku Utara, tepatnya Halmahera Barat.
Bukan sekadar seremonial belaka, adat budaya dan filosofi yang diusung juga menjadi pegangan hidup masyarakat Halmahera pada umumnya, khusunya lagi bagi adat Jailolo.
Setidaknya sosok rumah adat Sasadu menyiratkan hal tersebut. Jelas itu bukanlah rumah adat biasa. Setiap bentuk arsitektur bangunan Sasadu memiliki konsep dan pengertian yang berbeda. Singkatnya, ada filosofi yang dalam dan arti khusus dalam penjabarannya.
Secara garis besar, kerangka terbuat dari kayu berasal dari pohon kelapa dan bambu. Sementara untuk “paku” pasaknya masih menggunakan kayu di setiap strukrtur bangunan Sasadu.
Demikian penggunaan bola-bola yang digantung pada bilah kayu di ujung atap, yang menyimbolkan kaki dan mengartikan kestabilan.
Selain itu profil bangunan dibuat pendek, sehingga pengunjung yang ingin masuk ke dalam mesti menundukan kepala. Ini adalah tanda penghormatan bagi pengujung tamu kepada tuan rumah, atau dengan makna lain, selalu hormat dan patuh pada adat.
Lagi-lagi simbol toleransi tinggi juga dijunjung tinggi di Sasadu. Singkatnya setiap sudut, punya arti tersendiri bagi adat istiadat masyarakat Jailolo di Halmahera Barat.
Terdapat juga ritual Orom Sasadu yang merupakan upacara syukur masyarakat Jailolo atas panen.
Namun kini, tidak terlalu mistis dan turut melibatkan semua lapisan masyarakat dalam mengungkapan rasa syukur saat panen tiba. Dipimpin oleh ketua suku, upacara ini diadakan dua kali dalam setahun.
Tim Terios 7 Wonders Wonderful Moluccas pun langsung disambut Tari Penyambutan dan Sara Dabi-Dabi oleh anak-anak Desa Gamtala, Jailolo. Alunan musik berupa kentongan, gong dan tifa mengiringi gerakan tari. Sahabat Petualang juga disambut Ketua Adat Gamtala Jailolo, Thomas Salasa.
“Rumah adat Sasadu untuk semua. Tidak terbatas untuk satu golongan saja. Suku dan agama manapun bisa menggunakan Sasadu ini untuk beraktivitas,” tukas Thomas Salasa, ketua adat Gamtala Jailolo.
Pemerintah daerah Halmahera Barat bahkan memasuki ritual ini ke dalam Festival Teluk Jailolo yang digelar setiap tahun. Setidaknya, ini membuat wisatawan lokal maupun manca negara, bisa berkunjung ke sini sembari menikmati sajian upacara budaya Halmahera.