TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - BritAma Sanur Village Festival XII 2017 yang telah berlangsung selama 5 hari ditutup oleh Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara, Minggu (13/8) malam.
Penutupan ditandai dengan pelepasan ratusan balon merah-putih diiringi gamelan balaganjur. Festival yang dimulai Rabu (9/8/2017) itu menyajikan sekitar 50 program kegiatan yang melibatkan dan disaksikan ratusan ribu warga.
Jaya Negara mengungkapkan rasa bangga terhadap konsistensi festival yang telah 12 kali diselenggarakan.
Dia berharap SVF terus berlanjut dan semakin meningkatkan kualitas dalam mengerakkan potensi warga untuk meningkatkan kepariwisataan dan kesejahteraan masyarakat.
"Semoga Sanur tetap mempertahankan pariwisata berbasis komunitas yang mampu menggerakkan potensi seni budaya, lingkungan, dan daya dukung lainnya," katanya.
Ketua Umum BritAma SVF Ida Bagus Gede Sidharta Putra atau akrab disapa Gusde mengatakan festival ke-12 ini kian mengukuhkan kemauan warga untuk bersama-sama mendorong perekonomian melalui pariwisata budaya yang berkelanjutan.
"Dalam promosi itu terdapat upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya serta lingkungan. Festival juga memberikan ruang bagi aktivitas kreatif warga termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah," ujarnya.
Gusde mengatakan festival kali ini melibatkan 56 peserta food festival yang berasal dari kafe, restoran dan hotel di Sanur.
Menu kuliner ini paling diminati warga karena bisa dibeli dengan harga khusus festival. Selain itu terdapat 10 truk kuliner yang menawarkan aneka jajanan dan makanan.
Di stand bazar menampilkan 34 UKM binaan Bank BRI dan 34 UKM lain yang menjajakan produk-produk terbaik untuk keperluan rumah tangga, fashion, aksesoris, dan kerajinan. Seluruh transaksi di festival dilakukan secara nontunai menggunakan uang elektronik Brizzi produk Bank BRI.
Ajang festival yang digelar secara konsisten selama 12 tahun ini, kata Gusde, juga berpengaruh terhadap okupansi hotel di Sanur. Tapi, secara pasti Gusde belum merinci kenaikan tingkat isian kamar hotel di Sanur dan sekitarnya.
"Panitia akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan festival," katanya.
Sebelumnya, pada sore hari digelar parade budaya melibatkan sekitar 1.000 warga yang berpawai dari Jl Danau Tamblingan menuju Area Maisonette Inna Grand Bali Beach. Arak-arakan yang didahului marching band Gita Merdangga SMP Wisata Sanur.
Tampak di antaranya sejumlah wisatawan asing yang ikut parade dengan menggunakan pakaian adat yang menyemarakkan parade dengan tema Bhinneka Tunggal Ika.
Keluarga Gilles Eyraud dengan istrinya Magali dan putrinya Lison dari Prancis yang ikut parade mengatakan bangga disambut warga di sepanjang jalan dengan ramah dan penuh apresiasi.
"Inilah keunikan Bali yang harus dipertahankan," kata Magali.
Di panggung utama pada malam terakhir menampilkan aneka hiburan di antaranya kesenian dari Sumatera Utara, garapan tari kolosal Wayan Sidia, Sanur Mostly Jazz dan Tompi serta Reggae Night yang di antaranya diisi Joni Agung.