TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK - Berkunjung ke Thailand tidak melulu Bangkok, Chiang Mai, provinsi bagian utara Thailand bisa menjadi alternatif untuk berwisata.
Menempuh perjalanan udara selama 1 jam 20 menit dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok dengan maskapai Thai Airways pesawat Boeing 787 TG 102 setiap hari berangkat pukul 07.55 waktu setempat.
Chiang Mai menjadi kota yang cocok dikunjungi bagi turis yang suka ketenangan dan sesuatu berbau sejarah serta budaya.
Chiang Mai adalah semua tentang budaya dan alam. Gunung tertinggi di Thailand ada di Chiang Mai dan di sana juga ada kuil-kuil cantik dan megah.
Baca: PSSI Segera Luncurkan Buku Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia
Tribun-Bali.com yang ikut program tur edukasi Thai Airways bersama sejumlah biro perjalanan di Bali dan Surabaya, sempat melihat langsung indahnya kuil Wat Phra That Doi Suthep dengan pagoda besar berwarna emas.
Siapa pun boleh masuk ke dalam ruangan tempat para biksu berdoa, namun harus melepas alas kaki.
Pada Sabtu (7/10/2107), terlihat ratusan wisatawan baik lokal maupun manca negara datang sekadar melihat-lihat atau untuk berdoa.
Wisatawan asal Tiongkok adalah pengunjung terbesar kuil ini, selain wisatawan lokal.
Beberapa grup asal Indonesia juga berkunjung ke kuil ini untuk berwisata dan sembahyang.
Mereka yang berdoa, berjalan keliling kuil sebanyak tiga kali sambil membawa dupa.
Baca: HUT TNI di Sulsel, Ledakkan Bangunan Hingga Atraksi Sukhoi
Di samping sebelah kanan kuil, kita bisa melihat hamparan kota Chiang Maidan bagian utara Thailand dari ketinggian.
Untuk naik ke kawasan kuil, kita menggunakan kereta lift dengan kemiringan 30 derajat.
Pemandu wisata kami, Paul menjelaskan sejarah kuil.
Raja pada saat itu meletakkan relik Buddha di atas tubuh gajah putih atau white elephant shrine.
Sang raja berkata, di mana pun gajah ini berhenti, di tempat berhentinya itu akan dibangun kuil.
Gajah itu ternyata naik ke Doi Suthep Hill kemudian berkeliling hingga tertidur.
Sang raja kemudian membangun kuil di sana.
Pada pemerintahan selanjutnya, kawasan itu diperluas dan menjadi semakin megah.
"Sekarang terus berkembang dan kami rawat. Semakin banyak orang berkunjung ke sini," ujar Paul.
Wisatawan yang turun dari kuil, tidak lagi melalui lift, tapi menuruni tangga sisi kiri kuil.
Tangga sepanjang sekitar 200 meter itu berujung di tempat warga berjualan souvenir.
Di sekitarnya, sudah menunggu angkutan umum yang akan membawa kita ke pusat kota Chiang Mai yang memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit. (*)