Tribunnews mengakui, dalam menaiki seekor kuda, perlu ada sedikit keberanian dan keahlian dasar untuk mengendalikan kuda tersebut.
Namun dengan adanya si penggembala, tentunya Tribunnews yang jarang menaiki kuda, bisa merasa aman dan sedikit bernafas lega.
Menaiki kuda menyusuri lautan pasir menuju bukit di kawasan tersebut memang sangat terasa.
Apalagi saat Tribunnews menunggangi Satrio, matahari bersinar sangat terik sehingga terasa sangat menusuk kulit.
Kendati demikian, Tribunnews sempat mengabadikan momen bersama Satrio di dua spot pada lokasi tersebut.
Meskipun Satrio sedikit melakukan aktifitasnya berdasar naluri, seperti nyaris berkelahi dengan kuda lainnya ataupun melenggang sesuai keinginannya, namun kuda tersebut sangat bersahabat ketika diabadikan gambarnya.
Tribunnews berfoto menunggangi Satrio di atas bukit dan juga di depan Pura yang ada di kawasan wisata itu.
Untuk anda yang ingin menaiki kuda di kawasan wisata Kawah Bromo, anda akan merogoh kocek sekira Rp 150 ribu untuk melakukan perjalanan menunggangi kuda hingga ke atas bukit dan turun kembali.
Si penggembala kuda juga bisa menunggu anda, jika anda ingin naik terlebih dahulu ke atas untuk melihat dan berfoto dengan latar Kawah Bromo.
Perlu diperhatikan, saat anda menuruni bukit dengan menunggangi kuda, anda bisa meminta tolong kepada si penggembala untuk agar memperlambat lari kudanya karena bukit cukup curam.
Di kawasan wisata tersebut juga ternyata banyak terdapat wisatawan mancanegara yang ikut menunggangi kuda.
Terkait jenis kuda yang ada di kawasan wisata itu, seluruhnya merupakan kuda jantan yang berasal dari beberapa jenis, mulai dari kuda sandel hingga kuda bima.