TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Anda pecinta kuliner Jepang, pasti pernah mencoba kuliner jenis fine dining di restoran terkemuka seperti di Jakarta yang menyajikan menu berbahan daging sapi wagyu khas Jepang yang terkenal gurih dengan tekstur daging lembut dan terasa meleleh di lidah saat digigit dan dicercap.
Ternyata ada proses yang tidak mudah dalam memelihara sapi-sapi pedaging untuk menghasilkan daging wagyu dengan kualitas tersebut di Jepang, negeri asalnya.
Di acara pameran produk kuliner SIAL Interfood 2017 yang berlangsung di JiEXPO Kemayoran pekan ini, Presiden Japan Wagyu Export Promotion Committee-Japan Livestock Product Export Promotion Council, Toshiaki Namba, membeberkan tentang proses produksi daging sapi wagyu ini.
Dia menyebutkan, ada tiga karakter utama sapi Jepang yang menjadi sumber penghasil daging wagyu.
Pertama, daging wagyu berasal dari sapi ras Jepang yang asli dan murni serta sama-sekali bukan sapi hasil persilangan dengans api ras lain. Kemurnian sapi ras asli Jepang itu dijaga konsisten dan diawasi sampai garis keturunan sapi anakannya.
Data sapi wagyu ternakan didaftarkan ke otoritas berdasarkan satu silsilah yang memiliki garis keturunan sapi ras asli Jepang yang murni.
Terkait dengan pendaftaran garis keturunan sapi asli ras jepanh ini, garis keturunan sapi wagyu bisa dilihat melalui pengecekan moncong sapi dan dari riwayat keturunannya.
Semua informasi mengenai silsilah sapi ini dimasukan ke sebuah database yang memiliki data keturunan sapi ini sampai generasi ketiga. Karena itu, kualitas daging sapi yang didapatkan sangat tergantung dari garis keturunan dan pemeliharaan sapi tersebut.
Sistem pendaftaran ini digunakan untuk menentukan kualitas daging sapinya saat disembelih dengan nomor ID yang menunjukan mata rantai proses produksi sampai ke distribusi. Pada tahap produksi, setiap sapi diberi tanda di telinga berisi data tanggal kelahiran, kematian/pemotongan dan pengiriman dagingnya.
Kapan tahap pemotongan mengacu pada label nomor ID yang bisa dicek setiap saat. Begitu juga pada tahap pendistribusian.
Kedua, daging wagyu memiliki tekstur daging yang halus dan lembut. Ppola penyebaran lemak seperti embun beku, salju atau marmer.
Lemaknya mengandung asam lemak tak jenuh dan titik leleh rendah sehingga terasa meleleh di mulut, serta pola penyebaran lemak putihnya memiliki struktur yang indah.
Dagingnya berwarna merah serat otot memiliki tekstur yang berair.
Ketiga, daging wagyu memiliki rasa dan aroma yang unik. Saat dimasak, daging wagyu kaya aroma manis menyerupai seperti aroma kelapa.
Beternak sapi wagyu
Proses menternakkan sapi wagyu dilakukan sejak sapi lahir hingga berumur 8 – 10 bulan. Proses berternaknya dilakukan di alam terbuka atau diberi makan langsung di padang rumput. Setiap sapi yang dibesarkan dijaga di area peternakan dengan metode pemberian makanan yang mengkombinasikan makanan ternak bernutrisi tinggi dengan jerami.
Mengutip data Beef Export Promotion Commitee Jepang, jumlah total sapi ternakan sampai dengan 1 Februari 2017 di Jepang mencapai 2.499.000 ekor. Rinciannya, sapi perah sebanyak 834.700 ekor atau 33,4 persen dari total populasi, dan sapi ternak 1.664.000 ekor (66,6 persen).
Baca: Apple Digosipkan Akan Luncurkan iPhone Anyar dengan Harga Lebih Miring
Jenis sapi ternak masih terbagi dalam sapi hitam khas Jepang sebanyak 1.618.000 ekor (97,2 persen) dan sapi jenis lain sebanyak 46.000 ekor (2,8 persen)
Toshiaki Namba mengatakan, di pameran SIAL Interfood 2017 kali ini pihaknya mendatangkan daging wagyu asli Jepang yang bisa dicoba langsung kelezatannya oleh pengunjung selama pameran berlangsung. "Kami sengaja datangkan daging wagyu asli kas Jepang dengan label merek Japan Beef Original yang tidak dapat ditiru," ungkapnya.
Di Indonesia, pendistribusian dan pemasaran daging sapi wagyu Jepang dilakukan oleh PT Global Pratama Wijaya dan saat ini banyak diserap oleh sejuumlah hotel, restauran dan fine dining di kota Jakarta, Bandung dan dalam waktu dekat di Bali.
Johana Koswara, M. Bus. CPA, Managing Director Global Pratama Wijaya mengatakan, total ada 10 restoran yang sudah menggunakan daging wagyu Jepang dari perusahaannya yang tersebar di Jakarta dan Bandung.
Pemasaran berikutnya akan dilakukan di sejumlah kota besar Tanah Air lainnya karena potensi pasarnya yang besar.
"Sekalipun harga produk daging ini tergolong tidak murah, saya yakin kualitas daging Wagyu Jepang yang didukung sistem peternakan yang berteknologi tinggi dan perawatan yang baik, soal harga tidak lagi menjadi kendala bagi konsumen di Indonesia,” kata Johana.
Target hadir di pameran SIAL Interfood 2017 ini bagi Wagyu Japan Beef adalah untuk mengedukasi pengunjung dengan mengedepankan pada product knowledge dan branding produk.
Penulis: Choirul Arifin