TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kini, tidak bisa lagi sembarang orang bisa menjadi manusia patung di Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta Utara.
Mereka harus lolos audisi dan harus mewakili satu karakter.
Karakter tersebut harus berhubungan dengan sejarah Kota Tua. Bisa saja manusia patung itu memerankan noni Belanda, atau para pemimpin Belanda yang dulu bekantor di Batavia, Jakarta zaman dulu.
Kepala Satuan Pelaksana Pelayanan Informasi Kota Tua Jakarta Asnelly Dewita Ali mereka telah memberhentikan manusia patung yang tidak sesuai misalnya saja karakter pocong.
"Kadang karakter tersebut tidak sesuai dengan Kawasan Kota Tua. Contoh kemarin pernah ada pocong. Itu tidak boleh ditampilkan di Kota Tua," kata Asnelly saat ditemui Tribunnews.com di Jakarta, Sabtu (30/12/2017).
Baca: Jika Pegunjung Saat Malam Tahun Baru Mencapai 300 Ribu, Polisi akan Tutup Semua Pintu Masuk Ancol
Asnelly mengungkapkan saat audisi adalah gerbang para peserta apakah lolos atau tidak. Peserta terkadang gagal saat audisi karena mereka tidak paham karakter apa yang hendak mereka perankan.
Misalnya saja, seorang manusia patung memakai pakaian noni Belanda. Namun, dia tidak paham kenapa harus memakai pakaian tersebut.
Akibatnya, akan terjadi kurang komunikasi antara manusia patung dengan para penunjung dan manusia patung tidak bisa berekspresi layaknya karakter yang dia perankan.
"Nah pahami itu dulu. Jadi kalau mereka sudah memahami apa yang mereka pakai, dia kan menyampaikan informasi orang yang akan berfoto enak. Jangan mereka memakai itu mereka sendiri tidak tahu," beber Asnelly.
Saat audisi tahun 2017, sebanyak 60 karakter diperebutkan oleh para peserta yang berasal dari komunitas-komunitas. Namun hanya 50 karakter yang berhasil lolos.
UKP hanya memberikan ketentuan bahwa untuk setiap hari, Kota Tua terdapat 22 titik manusia patung. Sementara untuk akhir pekan (weekend) manusia patung berada di 28 titik.
"Silahkan mereka sudah punya ketua, sekretaris, silahkan diatur. Apakah mereka sehari sekali atau setengah hari," tukas Asnelly.
Para manusia patung itu tidak membayar saat audisi dan tidak memberikan retribusi kepada pengelola Kawasan Wisata Kota Tua.