"Dan diharapkan angkutan amphibi ini bisa lebih menunjang pariwisata. Serta membuka keterisolasian daerah dan pulau-pulau terpencil yang tidak mempunyai bandar udara. Dengan demikian harga tiketnya menjadi lebih murah serta bisa dinikmati lebih banyak masyarakat terutama yang di pedalaman," ujarnya.
Dijelaskan Agus, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selalu berupaya memberikan pelayanan untuk kepentingan konektivitas transportasi.
Tidak hanya udara, tetapi juga antarmoda agar instruksi Presiden Jokowi untuk memperkuat konektivitas makin cepat terealisasi.
Seperti diketahui, Kementerian Pariwisata sedang menyiapkan Nomadic Tourism di 4 destinasi prioritas. Yaitu Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika dan Borobudur.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, salah satu sifat pariwisata jenis ini adalah sarana amenitas atau akomodasinya bisa dipindah-pindah.
"Tren wisatawan mengalami perubahan. Salah satunya dengan Nomadic Tourism. Di sini, wisatawan selalu berpindah. Dan kita harus mengikuti itu," tuturnya.
Dijelaskan Menpar, dalam Nomadic Tourism, seaplane akan memegang peran penting. Karena, wisatawan bisa menjangkau destinasi di daerah terpencil.
"Aksesibilitasnya yang sangat penting adalah seaplane. Sebab, bisa membawa wisatawan dari pulau ke pulau di Indonesia dengan lebih mudah dan cepat. Kita juga mengupayakan Nomadic Tourism siap pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali, Oktober nanti," paparnya.