Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Dua maskapai rute internasional, yakni Qantas Airways dan Jetstar Asia Airways mulai bulan Mei 2018 akan pindah pengoperasiannya ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Operation and Service Executive Manager Bandara Soekarno-Hatta, PT Angkasa Pura II (Persero), Djody Prasetyo, mengatakan secara bertahap beberapa maskapai dengan rute internasional pada tanggal 11 Mei 2018 akan berpindah operasional dari Terminal 2 ke Terminal 3.
Baca: Lima Pemain Persija Jakarta yang Disanksi Komdis PSSI Belum Laksanakan Hukuman
Baca: Lain di Panggung Lain di Kantor, Begini Pakaian Inul Daratista saat Nyanyi dan Urus Bisnis, Kontras!
“Di pekan kedua bulan Mei, tepatnya tanggal 11 Mei 2018 dua maskapai secara bersamaan memindahkan operasionalnya, yakni Qantas Airways dan Jetstar Asia Airways,” kata Djody dalam keterangannya, Tangerang, Senin (23/4/2018).
Menurutnya, PT Angkasa Pura II (Persero) berkomitmen sebagai perusahaan yang paling mendukung pertumbuhan pariwisata di Indonesia.
Dukungan nyata tersebut terlihat dari terus menerus meningkatnya dan memperluasnya layanan terminal termegah dan termodern itu dengan dilengkapi moda transportasi terintegrasi seperti kereta layang dan kereta bandara.
“Satu persatu perusahaan maskapai asing berpindah operasi dari Terminal 2 ke Terminal 3. Hal ini semakin mengukuhkan Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara berkelas dunia,” imbuhnya.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini tumbuh menjadi bandara berkelas dunia yang peringkat kesibukannya telah menyalip Bandara Changi dan Incheon.
Menurut Djody, PT Angkasa Pura II (Persero) sedang melakukan pengembangan pergerakan pesawat dengan melakukan pembangunan jalur penghubung runway utara - selatan di bagian timur atau disebut 'east-cross taxiway' dan runway ketiga.
Maksudnya, pergerakan pesawat yang saat ini per jam mencapai 81 pergerakan, nantinya dapat meningkat menjadi 114 pergerakan per jam.
"Pergerakan pesawat tersebut dinilai bisa lancar tanpa harus mengantre lebih lama. Sehingga `take off-landing` bisa lebih cepat dan tidak antre lagi," pungkas Djody.