TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berawal dari kesuksesan restoran nasi bakar di bilangan Blok M, Jakarta selatan, entrepreuner muda ini kini membangun lini bisnis nasi kotak yang siap diantar untuk para pekerja kantoran, rumah, apartemen maupun acara rapat atau seminar.
“Ini mulai dari restoran saya di bilangan Blok M sukses dengan nasi bakar. Lama-lama ternyata banyak pelanggan yang meminta untuk diantar ke rumah. Akhirnya saya putuskan untuk memfokuskan diri ke Nasi Kotak Kotak,” kata Yusak Setiawan, pemilik Nasi Kotak Kotak (NKK), di Jakarta, jumat (13/7/2018).
Meski menyediakan beragam menu pilihan berkualitas, namun menu nasi bakar yang dulu dijualnya, tetap menjadi andalan Yusak.
Bahkan banyak pelanggan yang baru tahu bahwa nasi bakar yang disajikan di Nasi Kotak Kotak adalah nasi bakar yang terkenal di Blok M.
Yusak mengaku sudah mulai memikirkan untuk merintis usaha kuliner secara mandiri sejak masih mahasiswa.
Dalam benaknya selalu tertanam untuk memiliki usaha yang bisa menjadi berkat atau memberikan manfaat bagi banyak orang.
Maka tidak heran, value atau nilai-nilai quality tertanam di semua bagian operasionalisasi bisnis ini.
Baca: Sambil Makan Nasi Kotak, Hotman Paris Buat Prilly Cekikikan saat Ditanya Kenapa Nggak Mau Suapin
“Saya termotivasi untuk menjadi berguna bagi orang banyak. Bagi saya, sukses bukanlah sekedar materi, namun seberapa berdampak kehidupan saya bagi orang lain dan pertumbuhan ke arah yang lebih baik lagi. Itu sebabnya dalam tim kami pembekalan soft skill itu sangat penting, kita mengedepankan sisi quality, praktis dan terjangkau dari sisi harga,” katanya.
Ia kemudian benar-benar mewujudkannya dengan mendirikan usaha nasi bakar sejak 2013, lalu setelah itu muncul ide untuk menggarap bisnis nasi kotak pada tahun 2015 seiring dengan banyaknya permintaan customer yang menginginkan makanan mereka tiba baik di tempat kerja, rumah, apartemen maupun acara seminar.
“Lahirlah Nasi Kotak Kotak di Jelambar, Jakarta Barat pada tahun 2017 dan membuat kami lebih fokus terhadap pesanan pesanan customer kami,” sambung Yusak yang menjalankan bisnis ini bersama isterinya, dan bisa ditemukan juga di Instagram @NasiKotakKotak dan website: NasiKotakKotak.com.
Filosofi pemilihan nama “Nasi Kotak Kotak” pun menarik karena mengambil langsung kata yang sudah akrab di masyarakat yaitu “Nasi Kotak”. Hal ini memudahkan dalam asosiasi produk, yaitu nasi kotak itu adalah Nasi Kotak Kotak.
Dari sisi produk, dia bersama timnya di Nasi Kotak Kotak selalu berpikir kualitas dan memanjakan para pelanggannya.
Baca: Nasib Sial Kapolres Ketapang Dicopot Gara-gara Viral Kantor Bersama, Ini Fakta-faktanya
"Dengan kepraktisan Nasi Kotak Kotak maka customer tidak perlu susah payah untuk menghadapi kemacetan untuk mencari makan siang/malam, baik untuk meeting, seminar, hingga acara lainnya,” ucap Yusak.
Solusi lainnya, pelanggan pun lebih puas dengan varian menu baru yang ditawarkan sekarang lebih menarik dimana 1 boxmendapat 8 hingga 12 varian menu, termasuk buah dan kerupuk, namun dengan harga yang sangat terjangkau, hanya mulai dari Rp 33.000.
Yusak dan timmnya pun memiliki tim spesialis QC (quality control), untuk memastikan pesanan customer mendapatkan kualitas kami yang terbaik baik dari pemilihan bahan baku, proses masak hingga pengantaran makanan ke client.
“Ratusan client kami puas akan kualitas makanan dan pelayanan yang kami berikan,” sambungnya seraya menyebut sejumlah perusahaan yang pernah menjadi client mereka, antara lain PT Kudo, Danone, Garuda Maintenance Facility, Deutshce Bank, Bank BCA, Basilea, dan masih banyak lainnya.
Dalam perjalanan bisnis ini, Yusak mengakui banyak hal yang bisa dipelajarinya, terutama bagaimana dia dan isteri harus berdoa dan mengandalkan Allah yang Maha Kuasa.
“Lika liku bisnis memang tidak menentu, namun sungguh bersyukur atas anugerah yang diberikan Allah. Hal ini merupakan prinsip yang kami harapkan tim kami memegang penuh keperecayaan kepada yang Di Atas,” ucap Yusak.
Dia juga berharap generasi muda Indonesia untuk terus mengasah diri untuk membangun bisnis sendiri, dan tidak mudah menyerah jika menghadapi berbagai tantangan.
“Masalah itu pasti selalu ada. Jadi persoalannya bukan pada masalah tapi bagaimana kita menyikapinya. Jangan mudah patah pokoknya. Juga harus mengasah kemampuan terus-menerus. Saya yakin bisa seperti yang saya alami sendiri,” kata Yusak.