TRIBUNNEWS.COM - Berdiri pada tanggal 29 Oktober 1956, Lokananta di Kota Solo, Jateng, menjadi saksi bisu sejarah awal sekaligus pionir industri musik Tanah Air.
Diprakarsai oleh Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipoero, pegawai RRI Surakarta, Lokananta diadakan guna mengisi fungsi sebagai studio rekaman pendukung Radio Republik Indonesia.
Untuk mengisi program-program RRI inilah, Lokananta menjalankan proses simbiosis mutualisme dengan beberapa bakat musik yang tengah ramai dibicarakan pada masa emasnya dulu.
Sebut saja nama-nama legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, hingga Bing Slamet.
Tak ada satu pun orang Indonesia yang bakal tahu nama mereka tanpa adanya sumbangsih dari keberadaan Lokananta.
Musisi-musisi legendaris itu 'lahir' karena Lokananta, dan Lokananta besar di eranya karena mereka.
Ratusan karya berhasil diciptakan dengan adanya kerjasama antara Lokananta dan beberapa musisi legenda tersebut.
Kini, setengah abad lebih setelah berdiri, apakah Lokananta masih memproduksi produk-produk musik?
Jawabannya adalah iya.
Namun, program kerja Lokananta yang sekarang cukup berbeda dibandingkan di masa jayanya pada tahun 60 atau 70-an.
Kini, Lokananta fokus untuk memproduksi kembali rekaman-rekaman lama yang ada dalam arsip rekaman mereka.
Hal ini disampaikan oleh Bemby Ananto selaku Kepala Bagian Produksi sekaligus Staff Remastering di Lokananta.