TribunTravel.com/Rizky Tyas Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Menurut penelitian terbaru, sebuah pohon tertua khas Benua Afrika sedang terbunuh oleh perubahan iklim.
Pohon Baobab di Afrika disebut sebagai pohon kehidupan karena menjadi bagian penting dalam keseharian warga Afrika.
Diterbitkan oleh jurnal Nature Plants bulan lalu, diklaim sejumlah pohon baobab tua yang beberapa di antaranya berusia hingga tiga ribu tahun kini sekarat karena meningkatnya suhu global.
Dilansir dari laman Dailymail.co.uk, Rabu (2/1/2019), para peneliti menemukan ada 9 dari 13 pohon baobab tertua dan 5 dari enam pohon terbesar telah mati dalam 12 tahun terakhir.
"Diduga kematian baobab sebagian berkaitan dengan kondisi iklim yang mempengaruhi Afrika khususnya bagian selatan," tulis para peneliti dalam laporan tersebut.
Sementara Stephan Woodborne, seorang ilmuwan senior di laboratorium iThemba di Johannesburg, Afrika Selatan, mengatakan, "dari pohon-pohon tertua yang pernah kita lihat di Afrika Selatan, tiga pohon yang lebih tua dari dua ribu tahun, dalam 10 tahun terakhir, mereka semua sudah mati.
"Dari 11 pohon yang berusia seribu hingga dua ribu tahun, enam di antaranya telah mati."
Baobab merupakan pohon raksasa yang dapat tumbuh selebar bus, memiliki batang berongga yang dapat digunakan untuk gudang penyimpanan, penjara, dan pub.
Di Limpopo, Globoe baobab dianggap sebagai baobab terbesar.
Batangnya yang besar berukuran lebih dari 154 kaki terbelah pada tahun 2009.