TRIBUNNEWS.COM - Salah satu hal yang mungkin tidak disadari saat melakukan perjalanan dengan pesawat adalah perubahan rasa pada aroma dan rasa makanan atau minuman.
Jika membawa serta makanan favorit saat terbang seperti sebatang cokelat spesial, roti lapis atau biskuit, maka rasanya mungkin akan menjadi tidak enak ketika pesawat berada di atas ketinggian 9.000 meter di atas permukaan laut.
Herbert Stone yang memiliki gelar Ph.D di bidang nutrisi dan bekerja untuk misi Apollo mengatakan, dinginnya suhu pesawat bisa menjadi salah satu penyebabnya. Dalam udara dingin, makanan menjadi kurang berasa.
Baca: Link Pengumuman Hasil Akhir CPNS Kemenag 2018, Akan Diumumkan Malam Ini
Apa yang memengaruhi indera penciuman juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan pengecap.
Di pesawat, kabin bertekanan rendah menurunkan kadar oksigen dalam darah yang mengurangi kemampuan indera penciuman.
Berkurangnya kemampuan penciuman juga disebabkan oleh kelembaban dalam kabin yang lebih rendah dari Gurun Sahara.
Penelitian juga menunjukkan, persepsi rasa juga bisa diredam oleh suara latar yang keras. Ketika naik pesawat, suara itu adalah dengung mesin.
Kehilangan Kemampuan 70 Persen Indera Perasa Menurut Wakil Presiden Senior AeroMexico untuk produk dalam pesawat, Antonio Fernandez, ketika di udara, kemampuan indera perasa akan berkurang hampir 70 persen.
Oleh karena itu, tak heran jika rasa asin makanan yang seakan nendang menjadi hambar ketika di udara. Namun koki penerbangan yang cerdas tahu jika ada beberapa rasa yang tetap lezat ketika pesawat mengudara. Rasa pedas dan rasa yang kuat cukup stabil di ketinggian seperti kari Thailand atau Korea.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengapa Rasa Makanan Terasa Berbeda di Pesawat?