TribunTravel.com/Rizky Tyas
TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh orang telah meninggal dalam waktu kurang dari dua minggu setelah cuaca buruk di Gunung Everest bulan ini.
Kemacetan di Gunung Everest membuat banyak pendaki menunggu dalam antrian panjang menuju puncak, berisiko kelelahan dan kehabisan oksigen.
Ratusan orang berstatus 'tidak terlatih dengan baik' mengambil risiko dan menempatkan hidup mereka sendiri dalam bahaya hanya dengan panduan Sherpa.
Kepadatan di jalur pendakian diduga menjadi penyebab setidaknya empat kematian di gunung tertinggi di dunia itu.
Banyak pendaki menunggu berjam-jam di "zona kematian", yang mana dinginnya cukup pahit, minim oksigen dan medannya sangat berbahaya.
Korban Everest tahun ini adalah yang tertinggi sejak 2014 hingga 2015, ketika gempa bumi besar memicu longsoran dahsyat.
Kemacetan di jalur pendakian Everest dan segala kengeriannya juga diabadikan pendaki yang juga pembuat film petualangan dan dokumenter, Elia Saikaly.
Elia Saikaly memposting di Instagram pada hari Minggu (26/5/2019) ketika ia telah mencapai puncak Everest dan mengatakan "tidak percaya apa yang ia lihat di sana".