Harga tiket masuknya pun terjangkau, hanya Rp 5 ribu per orang!
Puas berfoto dan menikmati alaminya WAB, kami diantar menuju Doesoen Kakao Banyuwangi, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore.
Dari WAB hingga Doesoen Kakao yang berada di wilayah perkebunan PTPN XII, hanya butuh waktu sekitar 15 menit.
Istimewanya, jalan menuju Doesoen Kakao, di kanan-kirinya merupakan lahan perkebunan tebu yang membentang sangat luas.
Jadi, wisatawan bisa berhenti sejenak lantas berfoto dengan lanskap pegunungan serta lahan tebu.
Namun, tetap berhati-hati saat berfoto karena jalanan ini kerap dilewati kendaraan baik dari PTPN XII maupun warga sekitar.
Berkonsep wisata edukasi, Doeseon Kakao menawarkan pengalaman bagi turis yang ingin mempelajari tanaman kakao hingga proses pembuatan olahan cokelat.
Tak heran sebab di obyek wisata yang diresmikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno pada 15 November 2017 itu, terdapat pabrik cokelat.
Bahkan saat memasuki wilayah Doeseon Kakao, aroma cokelat yang difermentasi menyeruak, menyambut para turis.
Terlihat pula aktivitas para pekerja yang tengah menjemur kakao basah.
Setelah jalan-jalan melihat perkebunan serta pabrik pengolahan cokelat, kami mampir sejenak di Kafe Doeseon Kakao.
Kafe ini menyediakan menu olahan serba cokelat asli dari Doeseon Kakao, seperti aneka minuman, camilan, serta makanan berat lainnya.
Di sana, Tribunnews menikmati segelas minuman cokelat asli dari Doeseon Kakao Banyuwangi.
Rupa minuman Glen Choco Ice tak jauh beda dengan minuman cokelat lainnya.