TRIBUNNEWS.COM - Duta Museum DKI Jakarta 2019 merupakan ajang pemilihan calon Putera dan Puteri Duta Museum, di bawah Organisasi AMI (Asosiasi Museum Indonesia) DKI Jakarta Paramita Jaya.
Acara Grand Final yang diselenggarakan di Museum Bank Mandiri 17 Desember 2019 dan dipandu oleh Rahma Alia dan Indra Bekti itu berlangsung meriah.
Pemilihan Duta Museum memiliki tujuan untuk mempromosikan Museum yang ada di DKI Jakarta baik di dalam
maupun di luar negeri, agar lebih populer dan dikenal masyarakat luas.
Para finalis telah mengikuti serangkaian proses pembekalan dan karantina yang dimulai dari 1 Desember 2019. Narasumber dan Juri juga merupakan orang expert di bidangnya, antara lain: Sylviana Murni, Dion Dewa Barata, Adhyanti Sardanarini Wirajuda, Siti Farida Haryoko, Ali Akbar, Intan Mardiana, Pamuji Lestari, dan Deivy Zulyanti Nasution.
Sekdisparbud DKI Asiantoro dalam sambutannya pada malam Grand Final menjelaskan kegiatan pemilihan Duta Museum ini mendapat respon positif Gubernur Anies.
"Pemerintah DKI Jakarta jelas mendukung ini dan hendaknya dapat dikolaborasikan dengan para peserta/finalis," katanya.
Apalagi tahun depan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berpisah dengan Kebudayaan. Dengan demikian, museum yang masuk di Dinas Kebudayaan akan lebih fokus lagi membuat event menuju Duta Museum tingkat Nasional.
Meski demikian, museum seperti yang kita tau masih memiliki persepsi negatif di masyarakat khususnya generasi saat ini. Kesan sepi dan membosankan masih melekat pada Museum.
Ini adalah tantangan baru bagi Putera dan Puteri Duta Museum 2019. Terdapat lebih dari 80 museum yang ada di Jakarta dan memerlukan sentuhan generasi millennials dan Z baik dari segi ide pemasaran sampai kepada perbaikan internal.
Maka terpilihnya juara dari ajang ini merupakan harapan baru bagi dunia permuseuman. Finalis yang terdiri dari rentang usia 18-25 tahun atau termasuk kedalam generasi millennials dan Z merupakan kolaborasi yang sangat apik untuk memainkan perannya menjadikan museum dengan citra positif baru.