Lokasi Ranu Manduro sendiri terletak di Desa Manduro Manggung Gajah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Susilo mengaku tak tahu persis berapa lama tempat tersebut ditinggalkan sejak terakhir kali digunakan.
"Ya sudah lama. Cuma tahunya belakangan ini karena musim hujan tumbuh rerumputan.
Kalau musim kemarau ya kering dan gersang, karena enggak ada sumber air," papar dia.
Meski demikian, kata Susilo, pihaknya tidak mempermasalahkan apabila Ranu Manduro tersebut digunakan untuk tempat wisata yang dikelola desa setempat.
Pemda sendiri belum ada wacana menjadikannya resmi sebagai lokasi wisata.
"Sementara belum ada, karena itu lahan milik swasta. Kalau dijadikan tempat wisata harus dikaji dulu terkait kesesuaian tata ruang dan perizinannya.
Untuk dikelola bisa saja kerja sama desa setempat dengan pemilik lahan," kata Susilo.
Ditutup
Perkembangan terakhir, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (1/3/2020) malam, di pintu masuk menuju kawasan Ranu Manduro tertulis 'Dilarang Keras Wilayah Pertambangan Tanpa Izin'.
Menurut Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan, PT Wira Bumi.
Ia menyebutkan, warga telah berkomunikasi dengan pemilik lahan untuk membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.
Sejak viral dan banyak dikunjungi wisatawan, warga bisa mendapatkan penghasilan di Ranu Manduro.
Susilo juga membenarkan, pemilih lahan sudah melarang untuk memasuki kawasan itu.