Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri pariwisata di Bali siap menjalankan tatanan kenormalan baru yang dalam praktiknya akan lebih mengedepankan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan.
Ketua Pasar ASEAN dari ASITA Bali Febrina Budiman menjelaskan pariwisata yang higienis akan menjadi kebutuhan utama wisatawan.
Febrina menyebut setidaknya 400 tour operator dan travel agent yang tergabung dalam ASITA Bali sudah menyatakan siap untuk menyambut kenormalan baru pariwisata.
“Kami sangat optimistis bahwa kami bisa berteman dengan Covid-19 atau dengan kata lain kita harus bisa berteman meski kita tidak bisa berteman selamanya," kata Febrina Budiman, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, optimisme pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali itu bukan tanpa alasan.
Baca: Cerita di Balik Sukses Novel Baswedan, Pimpin Langsung Operasi Penangkapan Buron KPK, Nurhadi
Dimulai dari situasi yang sangat berat akibat Covid-19 ketika pemerintah menutup akses pintu masuk internasional, khususnya dari China pada Februari 2020.
Memasuki Maret 2020, pemerintah kemudian memutuskan untuk menutup semua penerbangan internasional yang berarti wisatawan dari berbagai market potensial juga terhenti.
Baca: Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang, Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat
Keberhasilan pemerintah daerah bersama komunitas lokal dalam mengendalikan Covid-19 membuat industri optimistis menatap fase baru pariwisata Bali.
"Kami sangat bersyukur dengan kondisi ini dan berterima kasih dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal," kata dia.
Baca: Surat PHK Dikirim Tengah Malam, 181 Pilot Kontrak Garuda Indonesia Kehilangan Pekerjaan
Tercatat hingga Kamis (4/6/2020), jumlah kasus positif di Bali mencapai 510 orang dengan 364 orang sembuh dan 5 orang meninggal.
Baca: Terkuak! Trio Mantan Petinggi Jiwasraya Terima Mobil Mewah dan Pelesir ke Luar Negeri
ASITA Bali sendiri sudah merancang protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan dan memastikan nantinya akan diterapkan dengan ketat bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan.
Mulai dari pra-kedatangan wisatawan, saat tiba di bandara dan menuju hotel, saat melakukan aktivitas tur, dan kembali ke bandara untuk penerbangan ke negara asal wisatawan.
Baca: Rusuh Menjadi-jadi, Polisi Tembak Mati Warga Kulit Hitam Pemilik Restoran di Kentucky
Dengan kata lain industri sepenuhnya siap memberikan rasa nyaman dan aman serta pengalaman baru bagi wisatawan dalam tatanan kenormalan baru pariwisata.
"Namun untuk saat ini dibukanya destinasi tetap bergantung dari keputusan pemerintah," kata Febrina.