Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengangkat kembali keindahan Kabupaten Kuningan yang dipilih sebagai tempat perundingan Linggarjati dan karna keindahannya, Santika Indonesia Hotels and Resorts bekerjasama dengan PT Sumber Terang Sejahtera berkolaborasi untuk menghadirkan Hotel Santika Linggarjati, Kuningan.
Perjanjian kerjasama proyek Hotel Santika Linggarjati, Kuningan ditandatangani di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta, Rabu (15/7/2020).
Baca: 13 Hotel Milik Grup Santika di Bali Dibuka Serentak Mulai 31 Juli
Baca: Dibangun Awal Tahun Depan, Hotel Santika Wonosari Ditargetkan Beroperasi Pertengahan 2022
Perjanjian ditandatangani oleh Dorothea Hannah Sukanta selaku perwakilan dari PT Sumber Terang Sejahtera dan Johanes Widjaja dari PT Grahawita Santika, yang merupakan perusahaan induk Santika Indonesia Hotels and Resorts.
General Manager Business Development and Marcomm Department Santika Indonesia, L Sudarsana menjelaskan proyek Hotel Santika Linggarjati, Kuningan akan mulai dijalankan pada awal 2021 dan diperkirakan rampung pada akhir 2023.
"Hotel Santika Linggarjati, Kuningan akan menjadi bagian dari group hotel berbintang 3 dan akan dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 3 hektar," tutur L. Sudarsana melalui keterangan resmi, Jumat (24/7/2020).
Saat ini sudah terdapat 30 unit Hotel Santika berbintang 3 yang tersebar dilebih dari 20 kota di Indonesia.
Santika Indonesia Hotels and Resorts saat ini telah mengelola lebih dari 100 unit hotel dengan 7 brand utama, diantaranya The Samaya dan The Kayana sebagai Boutique Villa, The Anvaya sebagai hotel berbintang 5, Hotel Santika Premiere sebagai hotel berbintang 4, Hotel Santika berbintang 3, Kampi Hotel sebagai instagenic hotel berbintang 3 dan Amaris Hotel Sebagai Smart Hotel.
Kabupaten Kuningan, merupakan saksi lahirnya Perjanjian Linggarjati pada November 1946.
Perjanjian Linggarjati di lakukan di Kabupaten Kuningan agar para tokoh yang melakukan perundingan Sutan Syahrir selaku perwakilan dari Indonesia, Wim Schermerhon selaku perwakilan dari Belanda dan Lord Killearn selaku mediator dari Inggris mendapatkan suasana yang tenang sambil memandang panorama indah Gunung Ceremai.
Perjanjian Linggarjati menghasilkan diakuinya Republik Indonesia Serikat oleh Belanda yang membuat citra Indonesia semakin terpandang di mata dunia.