News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ledakan di Beirut

Lebanon Kerap Dapat Julukan Parisnya Timur Tengah, Ini 6 Fakta di Baliknya

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengungsi dari sekitar lokasi ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ribuan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Patrick Baz

Kota Beirut juga sering dibandingkan burung legenda 'phoenix' karena dihancurkan dan dibangun kembali sebanyak 7 kali.

3. Mayoritas penduduk tinggal di luar Lebanon 

Total penduduk Lebanon kurang lebih 4 juta jiwa.

Meskipun demikian, masih terdapat penduduk keturunan Lebanon yang berdomisili diluar (diaspora) dalam jumlah yang cukup besar, misalnya di Brazil saja sekitar 12 juta, di Afrika dan beberapa negara lain. 

4. Negara 4 musim 

Lebanon yang masuk kategori negara Arab ini memiliki iklim empat musim yakni musim panas, musim gugur, musim semi, dan musim dingin.

Di beberapa wilayah pegunungan terdapat salju dan di musim dingin dengan suhu bisa mencapai dibawah 0 derajat Celcius.

5. Memiliki 6 provinsi 

Negara Lebanon terbagi atas 6 provinsi antara lain Beirut, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa.

Dari segi agama, warga Lebanon menganut beberapa agama seperti Islam (Sunni, Syiah, dan Druze), agama Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodox, dan Protestan).

6. Kondisi politik, ekonomi, dan sosial budaya 

Situasi politik, ekonomi dan sosial-budaya Lebanon sangat dipengaruhi oleh perkembangan situasi regional Timur Tengah pada umumnya. 

Sistem politik Lebanon yang masih menganut sistem sektarian yang disebut konfensionalisme mudah sekali dipengaruhi oleh situasi regional.

Sistem konfensionalisme yang membagi kekuatan politik berdasarkan kelompok agama dan sekte sangat rentan menimbulkan perpecahan sosial-politik mengingat setiap kelompok politik berafiliasi pada kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi situasi regional, seperti kelompok pro-Suriah, pro-Iran, maupun pro-Barat (AS dan Uni Eropa).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini