TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menjelaskan, pemerintah terus berupaya mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur sebagai bagian dari lima DPSP.
Menurutnya, ada hal yang harus diperhatikan yakni jumlah pengunjung yang melebihi ketentuan sehingga berdampak pada struktur bangunan.
"Peningkatan wisatawan candi, yang mencapai 8.000 orang per hari pada 2019. Sementara hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa idealnya Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung setiap harinya," kata Luhut, Sabtu (13/3/2021).
Untuk memastikan agar dampak pelestarian Candi Borobudur berkelanjutan, juga akan melibatkan masyarakat secara aktif.
“Pemerintah juga tengah melakukan penajaman dan penerapan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan untuk mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menjadi pariwisata berkualitas,” jelas Menko Luhut.
Baca juga: Nadiem Makarim: Kemendikbud Susun Rencana Pengelolaan Candi Borobudur
Dia menekankan peran mahasiswa dibutuhkan untuk memperdalam studi kawasan Borobudur sehingga tumbuh sense of belonging terhadap kawasan ini.
"Dengan demikian, akan tumbuh rasa bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi mendatang,” lanjutnya.
Luhut melanjutkan pemerintah akan menyiapkan kawasan Candi Borobudur menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan DSP Borobudur berjalan on the track.
"Borobudur adalah satu dari lima destinasi super prioritas yang sudah ditetapkan pemerintah. Kami akan all out untuk mendukung rencana Borobudur ini menjadi destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan," kata Menparekraf.