TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama pandemi, pengelola bisnis coliving (rumah kos) Rukita menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan memfasilitasi tes rapid antigen secara cuma-cuma bagi setiap penghuni baru sebelum masuk ke unit.
"Sedangkan penghuni lama yang akan kembali ke unit dari luar kota, wajib menyertakan hasil tes rapid antigen yang negatif atau non-reaktif dalam waktu 3x24 jam," ungkap Thomas, Head of Sales Rukita dalam diskusi virtual dengan media akhir pekan lalu.
Thomas menjelaskan, selama pandemi ini pihaknya juga menggandeng para mitra kredibel berbasis teknologi daring untuk menghadirkan beragam nilai tambah bagi para penghuni di era new normal.
Cara lain untuk menciptakan suasana hunian yang nyaman adalah dengan menyediakan ruang atau spot khusus untuk bekerja dan menghadirkan fasilitas pendukung serta desain menarik di sekitarnya.
Dengan demikian, aktivitas bekerja dari rumah (WFH) akan menjadi lebih efektif dan menyenangkan, sehingga kita dapat tetap produktif meski di rumah saja.
Baca juga: Rekomendasi Kafe di Tangerang Asyik Buat Nongkrong Santai, Nuansa Full LED
“Saat pandemi terjadi, Rukita segera beradaptasi untuk menciptakan hunian ideal yang aman dan nyaman bagi para penghuni agar dapat mendukung aktivitas WFH," ujarnya.
Salah satu inisiatif terbaru kami adalah dengan meluncurkan fitur WFH ready. Setiap kamar memiliki fasilitas pendukung WFH yang layak, seperti koneksi internet berkecepatan tinggi, meja dan kursi kerja yang nyaman, lampu meja dengan penerangan yang memadai.
Baca juga: Asyik, Sebentar Lagi Ada Wisata Malam Bernuansa Digital di Kebun Raya Bogor
Selain itu disiapkan pula rak untuk meletakkan peralatan kantor, hingga mesh board dekoratif. "Untuk membuat meja kerja lebih menarik dan tidak monoton," ujar Thomas.
Kampaye Baru
Akhir pekan lalu Rukita juga memperkenalkan kampanye terbaru bertajuk 'Senyaman di Rumah' untuk merespon persoalan kesehatan mental yang marak terjadi di masa pandemi Covid-19 di Indonesia.
WHO, menyebutkan ada sejumlah faktor yang bisa memicu gangguan kesehatan mental, sepertikepedihan, isolasi, hingga kehilangan pendapatan dan ketakutan yang muncul akibat pandemi.
Mengutip pernyataan WHO, psikolog klinis Tara de Thouars dalam diskusi virtual dengan media, akhir pekan lalu mengatakan, salah satu penyebab masalah kesehatan mental adalajh isolasi di mana semenjak pandemi ruang gerak kita menjadi terbatas.
Berbagai aktivitas lebih banyak dilakukan dari rumah, mulai dari bekerja, belajar, beribadah, dan sebagainya.
Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada kesehatan mental, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Kebiasaan baru yang tiba-tiba harus dijalani tentu sedikit banyak akan berpengaruh pada kesehatan mental.
"Namun, risiko itu dapat diminimalisir dengan menciptakan suasana yang menyenangkan di hunian,” ujar Tara de Thouars.
Junius, Head of Customer Excellence Rukita mengatakan, munculnya larangan mudik Lebaran oleh Pemerintah membuat mereka yang tinggal jauh dari keluarga dalam kondisi yang sulit.
Lebaran ini menjadi tahun kedua di mana para penghuni tidak dapat pulang ke kampung halamannya.
"Dengan kondisi tersebut, kami memahami bahwa ini merupakan situasi yang tidak mudah bagi para penghuni kami yang tinggal jauh dari keluarganya," ujarnya,
Berangkat dari hal tersebut, pihaknya memperkenalkan kampanye Senyaman di Rumah untuk menciptakan pengalaman tinggal yang lebih menyenangkan sehingga para penghuni tetap nyaman dan sehat baik secara fisik maupun mental meski mereka jauh dari keluarga.
"Kami berharap dengan adanya komunitas Rukees yang akrab dan beragam program lainnya dapat mengobati rasa rindu mereka akan rumah (homesick),” ungkapnya.
Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan interaksi yang tetap hidup selama pandemi, pihaknya aktif mengelola komunitas para penghuni, yang dikenal dengan sebutan Rukees, dengan menjalankan protokol kesehatan ketat.
Salah satunya dengan rutin mengadakan kegiatan daring, sehingga para penghuni tak lagi kesepian karena memiliki komunitas yang menjadi keluarga kedua mereka.
Sejumlah kegiatan komunitas yang diadakan selama pandemi, yaitu olahraga dan kompetisi game secara daring, serta pembagian takjil yang diantarkan langsung ke kamar para penghuni selama bulan Ramadan.
Tim Community Associate yang bertugas di lapangan pun memiliki peranan yang tak kalah penting dalam menciptakan pengalaman tinggal senyaman di rumah lewat sentuhan personal yang sederhana namun bermakna.