Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak semua orang suka petai dan jengkol. Aroma yang ditimbulkan serta rasa agak pahit jadi penyebabnya.
Namun, di tangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Wisata Rejo Winangon, Yogyakarta, petai dan jengkol diolah jadi camilan nikmat tanpa rasa pahit dan bau tak sedap, sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Bersama Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Endang membuat terobosan tersebut.
Ide ini berawal empat tahun yang lalu saat Endang panen hasil ladang. Merasa hasil tanamannya berlebih, Endang mencoba untuk memutar akal agar bisa dimanfaatkan.
"Tadinya kan panen banyak. Terus kepikiran buat apa ya. Terus kepikiran petai sama jengkol. Terus tak goreng, loh kok enak. Temen-temen suka, terus aku bikin," ungkapnya saat diwawancarai Tribunnews di Yogyakarta, Jumat (9/10/2021).
Baca juga: UMKM Makin Cuan, Beli Pick Up dan Blind Van DFSK dengan Cicilan Murah Mulai dari Rp 79.000 Per Hari
Baca juga: Gandeng Amartha, Bank Sulselbar Salurkan Kredit ke UMKM Lewat Fintech Rp 100 Miliar
Endang pun membuat oleh keripik dari bahan dasar jengkol dan keripik petai. Khusus untuk keripik petai, diberikan nama julukan Kripet.
Namun saat ini penjualan baru secara online dan antar teman. Walau belum masuk ke toko, produk ini sudah pernah dipesan hingga Kalimantan bahkan Singapura.
Ia mengaku usahanya saat ini belum tersedia di toko-toko oleh-oleh. Hal ini dikarenakan dirinya belum mendapatkan relasi.
Endang pun berharap, produk keripik petai dan jengkol ini dapat berada di toko-toko.
"Harapannya bisa masuk ke toko-toko, dan bisa dijual sebagai oleh-oleh khas. Karena ini kan keripik petai sama jengkol belum ada ya. Tapi kalau kerupuk jengkol mungkin banyak," katanya lagi.
Untuk harga keripik petai untuk satu botol adalah Rp 35.000 saja. Begitu pun keripik jengkol yang dijual dengan harga yang sama.