Sejak Boy wafat, posisi ondofolo atau kepala suku Sentani dipegang adik Boy yang bernama Yanto Eluay (hingga sekarang).
Jalinan persahabatan Doni dan Yanto pun tak putus. Alhasil, mereka dipertemukan Tuhan, saat Sentani dilanda banjir, dan (kebetulan) Doni Monardo menjabat Kepala BNPB.
Dalam salah satu kunjungannya ke Sentani, Doni bahkan sempat mengajak Menko PMK Muhadjir Effendy, Anggota DPR RI Ace Hasan Syadzily, dan rombongan singgah ke pendopo adat Onfofolo Sentani, dan diterima ondofolo Yanto Eulay.
Jejak Doni di Sentani pun makin terpatri dengan diresmikannya Pusat Kuliner The Hele’yo.
Nah, mungkin Anda bertanya-tanya, apa makna Hele’yo, sehingga dijadikan nama pusat kuliner itu?
Penjelasan pun meluncur dari Ny Dorlince Mehue yang mewakili Ondofolo Kampung Sereh.
Ia menuturkan, bahwa Kampung Sereh bahasa aslinya disebut Hele’yo. Sebuah kampung yang mempunyai nilai sejarah luar biasa.
Baca juga: Bupati Jayapura: PON XX Jadi Momentum Perubahan Perilaku Masyarakat Papua
Hele’yo mempunyai arti tempat wadah air dan makanan yang berasal dari tanah liat.
Dalam kesempatan itu, Ny Dorlince juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian yang begitu besar kepada masyarakat Papua khususnya masyarakat Kampung Sereh.
"Mewakili Ondofolo dan atas nama seluruh masyarakat adat Kampung Sereh mengucap syukur dan terimakasih kepada Bapak Letjen TNI (Purn) Dr. (HC) Doni Monardo, Pangdam XVII/Cenderawasih dan Bupati Jayapura atas pembangunan Pusat Kuliner The Hele’yo,” ungkapnya.
Dalam acara peresmian tersebut juga dilaksanakan penandatanganan penyerahan Pusat Kuliner The Hele’yo dari Pangdam XVII/Cenderawasih kepada Bapak Yanto Eluay yang diwakili oleh istrinya, Ny Yolanda Eluay.
Kini, saatnya Anda mencatat objek pusat kuliner “Hele’yo” dalam agenda kunjungan ke Papua. Nikmati aneka olahan sagu. Nikmati panorama surgawi Danau Sentani.(Roso/Egy)