TRIBUNNEWS.COM - Keluarga Anang Hermansyah sedang menikmati liburan di Turki.
Mereka pun mengunjungi berbagai tempat wisata populer di negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut.
Dikutip dari Tribun Travel, satu tempat yang dikunjungi adalah Cappadocia.
Lalu seperti apakah Cappadocia yang dijadikan destinasi tempat wisata oleh keluarga Anang Hermansyah tersebut?
Baca juga: Lesti Kejora Menangis saat Liburan di Cappadocia, Mertua Rizky Billar Sampai Panik
Baca juga: Lesti dan Billar Cicipi Makanan Khas Turki di Restoran yang Suguhkan Pemandangan Lembah Cappadocia
Sejarah Cappadocia
Cappadocia merupakan daerah kuno yang berada di Anatolia Timur di Turki dan terletak di utara gunung Taurus seperti dikutip dari Britannica.
Pemandangan Cappadocia memiliki bebatuan dari gunung berapi dan terbentuk akibat adanya erosi lalu berubah menjadi seperti menara batu, berbentuk kerucut, lembah, bahkan gua.
Di balik keindahan yang diperlihatkan Cappadocia terdapat sejarah yang menyelimutinya.
Cappadocia menjadi tempat di mana manusia Neolitikum tinggal dengan bukti ditemukan tembikar serta peralatan di sekitarnya.
Kemudian penamaan Cappadocia berawal dari abad ke-6 sebelum masehi ketika kaum bangsawan dikuasai oleh satrapi atau gubernur dari daerah Persia serta menyebarnya tempat beribadah dari kepercayaan Zoroastrian.
Lalu akibat kontur tanah dan tidak rata dan tidak terlalu banyaknya hasil pertanian yang bisa diolah maka area Cappadocia sangat terbelakang pada zaman kuno dengan bukti sedikitnya kota di sekitarnya.
Kemudian sejarah pun berlanjut ketika raja dari kerajaan Makedonia, Alexander Agung menguasai Cappadocia dan mengirim dengan jenderal kepercayaannya, Perdiccas pada tahun 322 sebelum masehi.
Setelah Alexander Agung meninggal, Cappadocia jatuh ke salah satu dinasti yang dikuasai kerajaan Makedonia, Seleusid.
Selanjutnya, Cappadocia dikuasai oleh kerajaan Romawi setelah pasukan Roma mampu menguasai daerah Magnesia pada tahun190 sebelum masehi.
Di bawah kekuasaan Romawi, Cappadocia dipertahankan sebagai ‘negara klien’ ketika Kaisar Tiberius mencaploknya pada tahun 17 sebelum masehi.
Setelah itu Cappadocia mengalami kontak dengan penganut agama Kristiani.
Masih dikutip dari Britannica, pada Alkitab Perjanjian Baru yaitu Kisah Para Rasul dituliskan jika orang Yahudi di Cappadocia berada di Yerusalem selama turunnya Roh Kudus pada Pentakosta .
Lalu pada abad ke 4 masehi terdapat tiga teolog yaitu Basil The Great, Gregory Nyssa, dan Greogry Nazianzus yang memberikan peran penting dalam pemikiran Kristen lewat tulisan yaitu tentang doktrin Trinitas.
Pada abad ke-5, Cappadocia dikuasai oleh Kekaisar Byzantium dan mengalami penyerangan hingga tahun 611.
Ibu kota Cappadocia yaitu Caesarea pun mengalami kerusakan akibat serangan dari pasukan Sasanian.
Negara Arab pun juga tidak luput untuk juga menyerang Cappadocia pada abad ke-7 dan berlanjut hingga abad ke-10.
Selama periode yang penuh ketidakstabilan tersebut, Cappadocia dipenuhi oleh gua serta terowongan yang mungkin dibangun atau diperluas dari bangunan yang sudah ada untuk digunakan sebagai tempat pengungsian.
Sayangnya, kapan persisnya bangunan tersebut dibangun sangat sulit ditentukan.
Hanya saja, Kekaisaran Byzantium harus kehilangan Cappadocia ketika datangnya pasukan dari Turki bernama Seljuq.
Kedatangannya membuat Kekaisaran Byzantium harus kalah pada Perang Manzikert pada tahun 1071.
Untuk saat ini, Cappadocia lebih dimanfaatkan oleh pemerintah Turki untuk dijadikan destinasi wisata yang mana di dalamnya terdapat kawasan Kayseri di daerah barat hingga Aksaray sepanjang 150 km.
Tempat yang paling sering dikunjungi wisatawan adalah situs bawah tanah bernama Derinkuyu dan Kaymakli.
Lalu ada juga Taman Nasional Goreme di mana terdapat beberapa gereja batu serta pemukiman kuno.
Bahkan UNESCO menjadikan Taman Nasional Goreme dan situs bebatuan di sekitarnya sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1985.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Travel/Muhammad Yurokha May)