TRIBUNNEWS.COM - Umat muslim di seluruh dunia sebentar lagi akan merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H.
Di Indonesia, ada beberapa tradisi unik untuk menyambut 1 Muharram.
Di Jawa, 1 Muharram disebut juga dengan 1 Suro.
Beberapa daerah di Indonesia, ada tradisi unik dalam menyambut 1 Muharram.
Berikut ini tradisi-tradisi unik di Indonesia menyambut 1 Muharram atau Tahun Baru Islam
1. Kirab Kebo Bule - Surakarta
Baca juga: Kumpulan Ucapan Sambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H
Di Solo atau Surakarta, ada tradisi kirab Kebo Bule.
Mengutip TribunTravel, kerbau-kerbau ini dipercaya sebagai turunan Kebo Bule Kyai Slamet dan dianggap keramat.
Kerbau-kerbau tersebut berperan sebagai Cucuking Lampah (pemandu kirab).
Di belakangnya diikuti oleh kerabat keraton dengan membawa pusaka, lalu diikuti masyarakat Solo dan sekitarnya.
Kirab Kebo Bule biasanya digelar tengah malam.
2. Ledung Suro - Magetan
Masyarakat Magetan, Jawa Timur, menyambut Tahun Baru Islam dengan tradisi Ledung Suro.
Mengutip Bobo, Ledung Suro dilaksanakan mulai dari seminggu sebelum Tahun Baru Islam.
Ledung Suro ini dilakukan dengna lomba lesung bedhug yang pesertanya adalah masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, tradisi ini juga dimeriahkan dengan acara lain, misalnya seni tari, wayang kulit, hingga kesenian reog.
Ledung Suro akan diakhiri dengan kirab dengan membawa roti bolu dalam bentuk lesung dan bedhug di tengah Kota Magetan.
3. Borong Perabot Rumah - Makassar
Di Makassar, ada tradisi yang bernama Barong Perabot Rumah.
Tradisi tahunan menyambut Tahun Baru Islam ini sangat unik dibandingkan dengan tradisi di daerah lain.
Ibu rumah tangga di Makassar akan berbelanja besar-besaran untuk memborong perabot rumah.
Namun, jenis barang yang mereka beli hanya satu.
4. Tabuik - Pariaman
Dari Sulawesi, kita berpindah ke Sumatera.
Di Pariaman, warga menyambut Tahun Baru Islam dengan upacara Tabuik atau Tabut.
Upacara ini ada untuk mengenang gugurnya Imam Husein yang merupakan cucu Muhammad SAW.
Tabuik ini menyerupai patung buraq, seekor kuda bersayap dengan kepala perempuan.
Tabuik terbuat dari bambu, rotan, dan kertas.
Serangkaian tradisi ini dimulai 1 Muharram dan puncaknya di 10 Muharram.
5. Tapa Bisu - Yogyakarta
Yogyakarta juga mempunyai tradisi unik bernama Tapa Bisu.
Tapa Bisu ini dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta tepat saat malam 1 Suro tanpa berbicara.
Tradisi ini dimulai sejak zaman Sultan Agung, Raja pertama Mataram yang memeluk Islam yang juga mencetuskan sistem penanggalan Jawa.
(Tribunnews.com, Renald/Sri Juliati)(Bobo.grid.id)