TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu belakangan ini perilaku buruk para turis di Bali terutama asal Rusia dan Ukraina jadi sorotan.
Banyak di antara warga kedua negara yang tengah berperang tersebut diduga memperpanjang visa untuk bekerja secara ilegal.
Beberapa profesi non-formal mereka lakukan di pulau dewata seperti menjadi pelatih tari, guru mengemudi motor, penata rambut, pemandu wisata tidak resmi, hingga sopir taksi.
Pihak berwenang Bali pun menyerukan diakhirinya kebijakan visa-on-arrival Indonesia untuk warga negara Rusia dan Ukraina.
Kebijakan ini pun menjadi topik panas dalam talk show dan seminar "Wonderful Indonesia: Bali and Beyond" pada ajang tahunan pameran pariwisata International Travel and Hospitality Show MITT ke-29 di Crocus Expo Center, kota Moskow, Federasi Rusia.
Baca juga: Turis Asing Kembali Berulah di Bali, Lepas Celana di Gunung Agung hingga Tantang Pecalang
Dikutip dari laman ofisial KBRI Moscow, pertanyaan itu bermunculan saat digelarnya sesi diskusi interaktif dengan para partisipan.
Pada acara yang digelar hari Jumat, (17/3/2023) tersebut, pembahasan yang hangat mengemuka adalah usulan Gubernur Bali untuk meninjau kembali visa on arrival (VoA) bagi turis Rusia.
Menanggapi isu ini, Dubes RI Moskow tegaskan bahwa terlepas perkembangan yang sedang viral, fasilitasi VoA bagi WN Rusia masih tetap berlaku hingga kini.
Dubes Tavares menjelaskan adanya alternatif dari VoA bila mereka takut tidak mendapatkannya saat mendarat di Indonesia.
Baca juga: Aturan di Bali saat Hari Raya Nyepi 2023: Internet dan ATM Dinonaktifkan
"Selain mekanisme VoA, juga terdapat mekanisme pengajuan visa kunjungan wisata melalui kedutaan kami di Moskow," pungkas Dubes Jose Tavares.
Dalam kesempatan ini, Dubes Tavares juga menyampaikan berbagai potensi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia.
Dubes Tavares pun mendorong wisatawan Rusia untuk menyimak kegiatan “Bali and Beyond Travel Fair 2023” di Bali pada bulan Juni 2023 mendatang.
"Setelah Indonesia membuka kembali sektor pariwisata, khususnya bagi wisatawan internasional," buka Tavares.
"Tercatat sebesar 74 ribu warga Rusia datang dan beriwisata ke Indonesia, yang mana 90 persen diantaranya memilih Bali sebagai destinasi tujuan wisata", tutur Dubes Tavares sembari membuka talk show dan seminar Indonesia.
Tercatat sebanyak 120 orang peserta yang merupakan perwakilan tour operator pariwisata Rusia dan warga Rusia menghadiri kegiatan talk show.
Talk show dan seminar tersebut turut pula menghadirkan narasumber dari para pejabat diplomat senior KBRI Moskow dan para profesional.
Salah satu pembicara yang hadir adalah Ms. Lyubov Churchmaeva, Deputy General Director for Marketing and Advertising PAKS Company Rusia.
PAKS Company merupakan salah satu perusahaan tour operator Rusia terbesar di kota Moskow, yang hingga saat ini masih secara konsisten melaksanakan penjualan berbagai paket destinasi tour pariwisata ke Indonesia.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)