Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek menggelar kegiatan pertukaran budaya bidang kuliner dengan Qatar dalam program Culinary Journey.
Kegiatan ini bagian dalam rangkaian program pertukaran budaya tahunan Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture.
Pada program ini, Kemendikbudristek memfasilitasi dua chef asal Qatar, yakni Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri, mengikuti proses pembuatan kuliner asli Indonesia secara tradisional.
"Keduanya memperdalam pemahaman antara negara dan masyarakatnya, budaya, makanan dan pengalaman kuliner dari bagian timur hingga barat Nusantara untuk lebih memahami budaya melalui masyarakatnya, makanan tradisional tiap daerah dan bahan-bahan yang digunakan dalam setiap masakan," ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid.
Baca juga: Sate Blengong, Kuliner Khas Sate Tegal Jateng yang Rekomended
Dua chef Qatar ini mempelajari masakan tradisional Papua, Sumatra Utara, dan Bali.
Di Papua, chef asal Qatar diajak ke kampung yang terletak di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini, yakni Skouw Sae.
Di mana penduduknya masih merawat kearifan lokal dengan merawat makanan khas mereka yaitu sagu.
Dan di Kota Medan dua chef asal Qatar dan chef ternama Indonesia keluaran MasterChef Indonesia mendalami serta dimanjakan dengan keunikan kuliner khas hasil peleburan berbagai budaya seperti Melayu, Tiongkok, India, Aceh, Minang, Jawa serta tradisional Batak.
Sedangkan untuk di Bali dua Chef Qatar mendalami budaya yang dipadukan dengan adat dan agama di Taman Soekasada Ujung.
"Ini sebuah proses saling mengenal budaya, kebudayaan Indonesia dengan ekology yang sangat variatif dan kebudayaan Qatar, ketika kita bicara pangan, ini tidak hanya soal makanan, namun juga tradisi-tradisi yang mengikutinya," ucap Hilmar.
Hilmar Farid berharap melalui Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture masing-masing negara dapat lebih mempererat persaudaraan, menggali dan lebih memahami keunikan dan keragaman ini.
Baca juga: Daftar Menu Iga Bajog, Kuliner 24 Jam di Jogja yang Lagi Hits
Sementara itu Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, mengatakan keragaman kuliner dapat berperan sebagai media memperkenalkan aneka budaya, adat istiadat hingga nilai-nilai masyarakat.
"Banyak mengandung arti kebudayaan dari kegiatan tersebut, salah satunya media komunikasi," ucap Syamsul Hadi.
Kegiatan ini perdana dilaksanakan, terlebih mempertemukan Hassan Abdullah Alibrahim “The Captain Chef” dari Qatar yang telah menjelajahi masakan restoran dan kaki lima di 175 kota di dunia.
Lalu Noof Al Marri, chef ternama Qatar dengan spesialisasi masakan lokal Timur Tengah untuk bertukar ide dan mengenal masakan tradisional Papua dengan Charles Toto, Chef Indonesia yang giat melestarikan masakan tradisional Papua.