TRIBUNNEWS. COM, SINGAPURA - Liburan menjadi salah satu kegiatan asyik dilakukan bersama teman atau keluarga.
Terlebih lagi menjelang akhir tahun sekarang ini, banyak destinasi tujuan wisata baik dalam negeri atau luar negeri yang bisa dikunjungi.
Singapura menjadi salah satu destinasi favorit untuk berlibur ke luar negeri. Selain jaraknya dekat dari tanah air, banyak pula lokasi-lokasi wisata yang menarik di negara tetangga Indonesia tersebut.
Salah satu tempat wisata kuliner yang menarik adalah NOX Dine In The Dark. Di tempat ini kita akan merasakan sensasi menyantap makan malam di ruangan gelap gulita.
Restoran yang lokasinya berada di Club Street atau tak jauh dari stasiun MRT Maxwell ini menawarkan menu makanan yang beragam mulai western, Melayu hingga Chinese.
Tribun sempat merasakan sensasi makan malam di ruangan gelap gulita tersebut. Awal mulanya kita diminta untuk menaruh semua barang bawaan kita di sebuah loker, termasuk telepon seluler dan jam tangan yang bisa menyala di tempat gelap.
Setelah meletakkan barang di loker kita akan dituntun ke ruangan yang sudah disiapkan. Pengunjung restoran diminta berbaris dan memegang bahu dari masing-masing orang.
Tiba di ruang makan sungguh sangat gelap gulita, sama sekali tidak ada cahaya. Hanya suara yang bisa kita dengar melalui telinga.
Hal pertama yang dirasakan di ruangan gelap gulita tersebut awalnya kita merasakan sesak napas. Bahkan ada salah seorang pengunjung yang mengalami ncytophobia mendadak sesak napas dan minta keluar dari ruangan.
Oleh pelayan restoran masing-masing orang ditempatkan di meja makan yang jumlahnya ada enak orang. Tak lama kemudian kita akan disajikan tiga 'Main Course' atau tiga sesi makanan, starter, menu utama dan hidangan penutup.
Namun kita sama sekali tidak bisa melihat makanan apa yang disajikan di atas meja. Pengunjung restoran hanya bisa merasakan rasa makanan.
Makan di tempat gelap gulita sekaligus melatih mata batin kita untuk mengetahui dimana sendok, garpu, piring dan gelas yang sebenarnya berada di hadapan kita namun tidak bisa dilihat.
Awalnya memang sangat sulit, akan tetapi perlahan kita bisa melakukan hal di ruang makan gelap gulita dengan insting kita mengandalkan. Sekaligus melatih pendengaran, kulit, mulut serta hidung kita lebih peka lagi tanpa ada indera penglihatan.
Salah satu yang membuat hati kita terenyuh adalah sebagian besar pelayan di restoran tersebut adalah tunanetra. Makan di NOX seolah membuat kita ikut merasakan apa yang dialami mereka para pelayan restoran, tetap bisa bekerja, berkegiatan walau dalam gelap.
Bernard, salah satu pelayan restoran NOX menceritakan kisah hidupnya. Ia kehilangan indera penglihatannya pada tahun 2018, ketika itu ia baru saja terjaga dari tidurnya mendadak dunia tempatnya hidup menjadi gelap.
Retinanya harus diangkat dan ia tidak bisa melihat hingga sekarang ini.
"Saya kehilangan penglihatan saya tahun 2018. Mata saya dioperasi, retina saya rusak," ujarnya kepada Tribun, Kamis(16/11/2023) malam.
Kehidupan Bernard pun mendadak berubah total ia tidak bisa lagi melihat indahnya dunia, warna warni bunga dan kelap kelip lampu kota.
Perlahan tapi pasti ia melatih instingnya agar bisa tetap bekerja dan berkegiatan. Saat bekerja pun ia hanya mengandalkan suara, sentuhan, rabaan dan penciuman.
Baca juga: Gemar Wisata Kuliner, Hati-hati Kena Diabetes
Tribun mencoba mengetahui apa yang dilakukan Bernard selama menyiapkan makanan bagi pengunjung restoran. Beberapa kali ia membunyikan suara dari mulutnya seperti kode. Ternyata suara tersebut fungsinya agar antar pelayan restoran tidak bertabrakan saat menyiapkan makanan.
Bernard juga terlihat sangat hapal saat menaiki dan menuruni anak tangga ketika mengantar pengunjung ke ruangan makan gelap gulita. Sebelum naik dan turun tangga ia terlebih dahulu meraba pegangan tangga, Bernard terlihat menghitung berapa jumlah anak tangga hingga sampai ke ruangan makan atau lobi restoran.
"Saat mengantar makanan saya bunyikan mulut saya agar tidak bertabrakan dengan Kevin(pelayan restoran yang lain), " kata Bernard.
Restoran NOX juga tidak memberitahu apa saja menu makanan yang dihidangkan kepada pengunjung restoran. Pengunjung restoran baru mengetahui apa yang dimakan setelah seluruh sesi makan di ruangan gelap gulita selesai.
Durasi makan di ruang gelap gulita juga cukup lama, dua jam lebih baru kita diantar ke tempat terang kembali.
"Makanan disini berganti tiap dua bulan sekali. Sangat rahasia menunya, dan tidak boleh difoto ya, " ujarnya.
Meski tidak mengetahui apa saja menu makanan yang disantap namun terlebih dahulu pengunjung akan ditanyakan apakah mengkonsumsi 'Halal Food' atau tidak. Juga alergi makanan laut.
Rasa menu makanan di restoran NOX cukup lezat meski kita tidak mengetahui bentuknya seperti apa karena saat makan kita tidak bisa melihat sama sekali.
"Menu makanan disini berganti tiap dua bulan sekali. Jadi Desember nanti baru ganti menunya, " kata Bernard.
Jadi, tertarik makan di ruangan gelap gulita? (Willy Widianto)