TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Tokoh pendiri Banten, Haji Embay Mulya Syarief, optimistis kuliner asal Banten bisa go internasional.
Pernyataan itu disampaikan melihat sejumlah kuliner asal 'Tanah Jawara' yang masih eksis sejak zaman Kerajaan Banten hingga era modern.
Kuliner tersebut, seperti Nasi Rabek, Sate Bebek, Pecak Bandeng, dan masih banyak makanan lainnya.
"Kuliner Banten beragam. Bekas peninggalan Kerajaan Banten. Tinggal digali saja," kata dia pada Selasa (20/8/2024)
Sebagai upaya memperkenalkan kuliner Banten, menurut Embay salah upaya yang dilakukan menghadirkan tempat makan di kota-kota besar.
"Ada (tempat makan,-red) di Jakarta akan menasional dan go internasional. Banyak tamu dari luar," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan di Acara Grand Launching The Surosowan Jakarta pada Selasa (20/8/2024).
Menu yang ditawarkan mencakup berbagai pilihan hidangan khas Banten, masakan Asia, Peranakan, serta hidangan Western.
Direktur Utama PT Krakatau Sarana Properti, Iip Arief Budiman, mengatakan pihaknya akan membawa kuliner khas Banten ke Jakarta.
Selama ini, Surosowan hanya ada di Cilegon.
Untuk itu, pihaknya berupaya memperluas jangkauan pasar ke Jakarta, menawarkan pengalaman kuliner yang kaya akan warisan budaya Banten.
"Menu Banten akan kami bawa ke Jakarta. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan citra dan nilai ke-Banten-an," ujarnya.
Berikut ini adalah makanan khas Banten, dikutip dari Kompas.com
Makanan Khas Banten
1. Sate Bandeng
Sate bandeng merupakan kuliner yang sudah ada sejak sultan pertama di Banten, Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570).
Sate bandeng yang mirip dengan sate lilit ini terbuat dari ikan bandeng, santan, dan rempah-rempah.
Awal mula munculnya sate bandeng saat sultan ingin makan ikan bandeng. Namun, koki kebingungan karena bandeng memiliki banyak duri yang dapat berbahaya jika diolah secara langsung.
Akhirnya, koki menghancurkan daging bandeng setelah duri ikan itu ditarik, kemudian diolah dan dibakar.
Saat ini, sate bandeng tidak hanya menjadi hidangan bangsawan namun juga masyarakat umum bahkan untuk oleh-oleh.
2. Rabeg
Rabeg merupakan makanan khas Banten yang bahan dasarnya daging dan jeroan kambing. Sepintas, rabeg menyerupai tengkleng.
Namun, kuliner ini memiliki aroma kuat khas Timur Tengah, dengan cita rasa manis, gurih, dan sedikit pedas.
Bagi yang tidak suka daging kambing dapat diganti dengan daging sapi atau mencampurkan keduanya.
Rabeg khas Banten yang bahan dasarnya menggunakan dagingnyaya kambing muda.
Rabeg dapat dijumpai di kedai-kedai makanan Kota Serang dan Cilegon.
Sejarah Rabeg berawal saat Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten, bertandanag di Kota Rabigh, Laut Merah. Ia mencicip hidangan yang terbuat dari daging kambing.
Saat pulang kembali ke Banten, Sultan Maulana Hasanuddin meminta juru masak untuk membuat makanan seperti di Rabigh.
Meskipun tidak sama persis, hasil olahan juru masak itu disukai oleh sultan.
Kuliner yang awalnya bernama rabigh pun berubah menjadi rabeg hingga saat ini.
3. Angeun Lada
Angeun Lada merupakan sayur kuah khas Banten yang berisi daging dan jeroan sapi, seperti limpa, babat, jantung, atau usus.
Ciri khas Angeun Lada diolah menggunakan daun walang sehingga memiliki aroma seperti serangga walang sangit.
Daun walang ini memberikan cita rasa khas dan segar.
Angeun Lada hanya dijumpai pada warung makan di lokasi tertentu, seperti Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Rangkas Bitung.
Masakan ini menjadi menu utama masyarakat Banten, pada hari raya, hajatan, maupun kumpul bersama keluarga.
4. Sambal Buroq
Sambal buroq adalah sambal yang terbuat dari kulit buah melinjo.
Selain kulit buat melinjo, bahan untuk membuat sambal buroq adalah cabai dan petai.
Sambal khas Banten ini biasa dihidangkan untuk pelengkap lauk lainnya, seperti rabeg, semur daging, maupun opor ayam.