TRIBUNNEWS.COM - Dikenal dengan musim dinginnya yang membekukan, musim panasnya yang terik, dan kalender festivalnya yang padat, Chicago menawarkan sesuatu untuk setiap musim.
Kota yang dijuluki Windy City ini berubah suasana setiap bulan, tetapi beberapa hal tetap konstan.
Kehidupan malam yang ramai, museum berbudaya, dan lingkungan yang penuh warna membuat Chicago layak dikunjungi kapan saja.
Baca juga: Cara Menghabiskan 24 Jam Sempurna di Washington, DC: Panduan Lengkap
Baca juga: Ini Destinasi Wisata Akhir Tahun di Labuan Bajo yang Cocok untuk Pasangan Muda
Musim Dingin: November–April
Waktu terbaik untuk menikmati perayaan liburan dan akomodasi yang lebih terjangkau
Dilansir dari lonelyplanet, musim dingin di Chicago mungkin dingin, tetapi inilah waktu yang sempurna untuk menemukan harga akomodasi yang ramah di kantong.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di India yang Aman Dikunjungi Solo Traveler Wanita
Dari akhir November hingga Desember, suasana liburan terasa meriah dengan pertunjukan cahaya di Lincoln Park Zoo, pasar liburan, dan arena seluncur es.
Suasana musim dingin di tepi danau memberikan keajaiban tersendiri bagi kota ini.
Di bulan Januari, suhu rata-rata turun hingga 18°F (-8°C), menjadikannya bulan paling dingin di Chicago.
Meski begitu, acara-acara menarik seperti Parade Tahun Baru Imlek dan Chicago Theatre Week tetap mampu memikat pengunjung.
Februari melanjutkan musim dingin dengan berbagai festival budaya, sementara Maret menghadirkan Parade Hari St. Patrick yang ikonik dengan sungai Chicago yang diwarnai hijau.
Musim Semi dan Gugur: Mei & September–Oktober
Waktu terbaik untuk menikmati budaya tanpa keramaian
Musim semi dan gugur adalah masa yang ideal untuk menjelajahi museum Chicago dengan lebih tenang.