Romo meminta waktu sebentar, memasuki ruang tabernakel, ruangan persiapan alat-alat misa dan ekaristi. Tidak sampai 5 menit, dia keluar didampingi seorang putra altar. Lalu kami menuju bagian tengah gereja, memutari altar bertiang tembaga yang di bawahnya diyakini makan Santo Petrus, kemudian menuruni anak-anak tangga.
"Bersyukurlah, pagi ini kita dapat mengadakan misa di sini, hanya beberapa meter dari makam Santo Paulus," kata Romo Markus dalam khotbah misa di hadapan tiga warga Indonesia. Saat kebaktian segera di mulai, tiga perempuan Itali dan seorang kakek jompo yang membungkuk berjalan dibantu tongkat turut bergabung. Romo Markus menjelaskan, misa dibawakan dalam bahasa Indonesia, tetapi mereka tetap bertahan, meskipun ruang-ruang lain di sekitarnya juga berlangsung banyak misa dalam aneka basaha, antara lain Itali, dan Inggris. "Tidak masalah," kata mereka.
"Wah, puas sekali. Berdoa di mana pun memang sama, tidak harus di Vatikan. Tetapi plong rasanya bisa mengikuti misa di sini dalam bahasa Indonesia lagi," ujar Putut, yang sudah dua kali berkunjung ke Vatikan. Minggu, tiga hari sebelum misa Selasa itu, ia telah mengikuti misa mingguan dalam bahasa Italia.
Laporan Selanjutnya: Menapaki 551 Anak Tangga Kubah St Petrus