Oleh: Fadli Zon
Tribunnews.com - Sabtu dini hari terjadi penembakan yang menewaskan 4 tahanan di Lapas IIB Sleman. Keempat korban tewas yang ditembak di dalam tahanan itu adalah para tersangka kasus penusukan anggota Kopassus di Kafe Hugo's. Diduga, motif peristiwa ini merupakan balas dendam.
Faktor dendam bisa saja jadi pendorong. Namun, terlepas dari motif yang melatarbelakanginya, kejadian brutal tersebut tak sepantasnya terjadi di negara hukum seperti Indonesia. Tak pernah kita dengar adegan semacam itu kecuali di film-film action.
Peristiwa ini sungguh mengkhawatirkan dan memalukan. Ada 17 orang bersenjata masuk ke dalam Lapas dan melakukan aksi penembakan brutal. Insiden ini mirip kejadian pada sebuah bangsa yang gagal atau dikuasai mafia. Negara tak berdaya dan lemah menghadapi kelompok bersenjata. Hukum tak berjalan dan kurang wibawa.
Pemerintah tak bisa menganggap aksi ini sepele. Kejadian ini juga merupakan bentuk teror kepada negara. Harus ada tindakan nyata dan cepat dari pemerintah untuk menanganinya, dan menjamin tak terulang lagi. Jika tidak ditangani serius, masyarakat akan makin tak percaya pada aparat penegak hukum dan bebas main hakim sendiri.
Pengamanan Lapas tentu harus ditingkatkan. Namun, hal yang lebih strategis adalah penguatan peran negara melalui penegakan hukum yang adil.
(Fadli Zon, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra)