TRIBUNNEWS.COM - Kekejaman pemerintah kudeta di mesir semakin menjadi – jadi. Dunia dikejutkan oleh pembantaian besar-besaran terhadap demonstran damai di Mesir khususnya Rab’ah dan Nahdha. Ribuan korban jiwa dan puluhan ribu terluka menjadi bukti tidak hanya kebiadaban as sisi dan pemerintah kudeta, namun juga sebuah ketidakmampuan untuk menerima demokrasi murni dari rakyat.
Indonesia sebagai negara yang berdaulat dan memiliki ikatan sejarah dengan negara Mesir selayaknya bersikap tegas terhadap situasi yang menampar demokrasi yang selama ini dijunjung tinggi serta sisi kemanusiaan yang telah nyata tercabik-cabik.
Atas krisis ini, Pengurus Wilayah (PW) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Megapolitan menegaskan :
*Mengutuk keras kebiadaban militer dan pemerintah kudeta Mesir.
* Mendesak pemerintah RI dan seluruh pemerintahan dunia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir, mengadvokasi warga Mesir dan membebaskannya dari cengkraman Militer dan pemerintahan kudeta. Sikap penyerangan terhadap demonstran damai sesungguhnya menabuh genderang perang. Warga Mesir tidak semata-mata membutuhkan bantuan kemanusiaan, melainkan juga tindakan politik.
*Menuntut pemerintah RI untuk tegas dan proaktif melindungi Warga Negara Indonesia yang berada di Mesir.
*Menuntut PBB untuk menyeret Militer dan pemerintah kudeta mesir ke Mahkamah Internasional.
*Menggalang aksi solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Mesir di seluruh Indonesia. Aksi kemanusiaan untuk Mesir di ibukota akan dilaksanakan Jumat, 16 Agustus 2013 pukul 12.00 WIB , dimulai dengan salat jumat di Masjid Istiqlal dan Longmarch ke kedubes AS.
Jakarta, 16 Agustus 2013
Dwi Cahyo Himawan
Ketua Umum PW KAMMI Megapolitan